Mohon tunggu...
Sang Shafa
Sang Shafa Mohon Tunggu... -

Just another kompasiana user.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[My Diary] Sebuah Perjalanan

11 April 2016   05:52 Diperbarui: 11 April 2016   09:17 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Event Menulis Fiksiana Community Kompasiana"][/caption]05

Dear Diary…

Dimanakah keadilan saat ketimpangan berada dipelupuk mata?!

Saat mereka yang sebayaku sibuk mencari perguruan tinggi terbaik untuk melanjutkan jenjang pendidikannya, Aku hanya mampu membolak-balik lembar Koran, mencari lowongan-lowongan kerja yang barangkali mau menampung pemuda kampung dengan kemampuan terbatas macam Aku.

 

Diary…                                                     

Tolong katakan pada mereka!

Jika mereka tak pernah merasakan kelaparan saat tak ada sepeserpun uang di saku celana, bersyukurlah! Aku pernah…

Jika mereka tak pernah merasakan kerasnya ibukota sendirian tanpa seorangpun keluarga, bersyukurlah! Aku pernah…

Jika mereka tak pernah merasakan caci maki karena keterbatasan yang mereka miliki, bersyukurlah! Aku pernah…

Jika mereka tak pernah merasakan tidur ditrotoar jalan beralaskan kardus berkas, bersyukurlah! Aku pernah…

Diary…

Tubuhku kurus, sepertinya lemah! Tapi menyerah bukan bagian dari “Aku”.  Aku selalu berusaha menjadi orang kuat, kuat dalam versiku adalah mampu mempertahankan hidup diantara kerasnya ibukota. Aku tak mau hidup konyol dengan menjadi salah satu kategori orang-orang buangan yang tidak memiliki harapan dan masa depan.

Jika orang-orang beranggapan “Hidup itu berawal dari mimpi”, tidak demikian untukku. Jika hidup berawal dari mimpi, maka Kita akan mengawali hidup dengan tertidur.

Bagiku hidup berawal dari rencana…

Akan Kutuliskan semua rencanaku dengan sebuah pensil, lalu Kuberikan penghapusnya pada Allah. Biar Allah yang melakukan seleksi, menghapus semua yang tak sesuai dengan hidupku.

Jika goal kita sebagai manusia adalah kesuksesan dunia, maka cara mempercepatnya adalah dengan menaikkan index kebahagiaan. Karena bahagia adalah bagian dari sukses!!!

Dan jika goal kita sebagai manusia adalah kebahagiaan akhirat, maka cara terdekatnya adalah bersyukur.

 

Diary…

Bolehkah sejenak Aku menyapa masa lalu?

Masa lalu yang menguatkanku diantara kelemahan, yang mengajarkan tentang arti kehidupan. Sejenak saja, bukan untuk meratapi, hanya untuk menyakinkan kekuatan langkahku mengarungi masa depan:

Heii masa lalu....
Telah usangkah Kau kini? atau telah semakin berdebu? Tidak tidak, aku tidak sedang merajuk kepadamu, Aku hanya ingin menyapa.

Heii masa lalu...
Maaf jika Aku semakin jarang mengunjungimu, Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tapi tak usah khawatir, Aku tak akan melupakanmu.

Heii masa lalu...
Aku hanya ingin menyapa, terima kasih pernah ada, terima kasih pernah menjadi bagian perjalananku, sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil dari rentetan perjalanan masa lalu? untuk itu Aku berterima kasih.

Heii masa lalu...
Aku pernah jatuh, pernah terluka. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan yang kuberi nama masa lalu. Iya kamu, masa lalu. Ruangmu mungkin gelap, Aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sesekali. Aku tak akan berlama-lama, sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.

Heii masa lalu...
Lihatkah Kau bagaimana Aku di masa kiniku?
bagaimana menurutmu? semoga kau bangga. Sebab apapun yang kucapai, adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Heii masa lalu...
Mari berdamai, Aku akan belajar mendewasa, menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.

Insha Allah...

 

Tak pernah terpikir untuk menyalahkan keadaan yang membuatku sedih, sulit, dan perih. Karena untuk menjadi bahagia adalah tanggung jawabku sendiri.

[caption caption="Dokumentasi Pribadi"]

[/caption]Hidup itu pendakian

Jalan terjal, perjuangan keatas

Tak ada yang kita dapat saat sampai diatas

Hanya kepuasan

 

Dan roda kehidupan…

Adalah tempat dengan seribu karakter

Akan semakin terbelah dengan aneka wacana

Baik, jahat, mulia, agung, kejam

Semua tentang dua sisi, saling bertolak belakang

 

Wajah mana yang akan kita gunakan?!

Menangis di tengah riang ibukota,

Atau tersenyum diantara sedu sedan para pengembara?

 

Takut pun harus Kita hadapi…

Sulit pun harus Kita perangi…

Karena tak boleh Kita membiarkan mata untuk terus tertutup

 

Jika telah terasa bosan…

Pejamkan sejenak, biarkan sepasang tangan

Menyeka buliran yang menepi kemudian jatuh

Yakinkan hati, Kita akan jadi pemenang

 =====

 Kisah masa lalu meninggalkan jejak berupa fosil-fosil kenangan yang akan menjadi hikmah bagi perjalanan hidup yang masih harus kita lalui. Keinginan-keinginan yang telah terkubur waktu atau karakter yang telah berubah menjadi semakin baik atau sebaliknya, dan hadiah termanis dari kumpulan masa lalu adalah kenangan.

Namun berorientasi pada masa lalu juga bukan pilihan bijak, menyeimbangkan antara kisah masa lalu dengan harapan masa depan akan  mengintegrasi kita menjadi sosok visioner yang matang dan bijak.

Dan "Diary" mengemas setiap cerita yang tak mampu ditampung semua oleh memori otak kita.

 =====

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event My Diary

 Silahkan bergabung di FB : Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun