Mohon tunggu...
Sangresi Purba
Sangresi Purba Mohon Tunggu... -

suka bola dan musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maka Kuhentikan Perkara Ini Sehenti-hentinya

22 November 2017   02:48 Diperbarui: 22 November 2017   02:56 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Taklah perlu sedu sedan itu

teriakkan demokrasi, dari rakyat untuk rakyat

teriakkan supremasi hukum

ketika kekuasaan dalam genggaman

punggungi supremasi keadilan ingin hidup seribu tahun lagi

dimaklumatkan demi hukum dihentikan perkara kasus ini

apa boleh dibuat, terima sajalah

ketidak adilan betapa pun samar akan terekam

mengendap dalam batin yang senyap, biarkanlah

sedikit demi sedikit

seonggok demi seonggok kelak

jadi bukit dan hutan sekam

bisa terbakar sekali lempar sebatang putung rokok

setelah kepulan asap kebencian

setelah pasal pasal hukum gagal menjadi negara

menjadi api .... Apiii ....... yaaaaaaa ..... Apiiiiii

taklah punya mata

tak bisa pandang bulu

membakar apa saja

membakar siapa saja

lewat tengah malam, Nopember 2017

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun