Kira-kira siapa yang akan kuat semisal hidup dalam pernikahan tanpa dinafkahi, istrimu akan merasa hidup sendiri, beban keluarga dipikulnya sendiri, atau yang lebih parah, istrimu akan merasa hanya menjadi sapi perah.Â
Coba tanyakan kepada hatimu, apa yang membuat dia seperti itu. Kenapa dia tak bersikap seperti mereka yang menurutmu baik. Itu semua tentu karena mereka pun memperlakukan istri-istri nya dengan baik.
Engkau para suami, semoga selalu memahami. Jangan kerap engkau bandingkan istrimu dengan istri para tetanggamu yang tampil berseri-seri. Sebelum engkau menegurnya dengan lemah lembut, pastikanlah seluruh kewajiban telah engkau penuhi, kebutuhan nya, nafkahnya, kasih sayangnya, sehingga tidak ada yang dijadikan alasan bagi istrimu untuk mengernyitkan dahi, berwajah murung, diam seribu bahasa menahan sakitnya jiwa.Â
Jangan sia-siakan, sayangi istrimu, muliakan dia, jaga dia, nafkahi lahir bathinnya. Sesungguhnya engkau beruntung menemukan istri yang rela berkorban dan berjuang bersama. Â
Mulailah berjuang bersamanya, karena dia pendampingmu, bukan pembantu apalagi pesuruh mu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H