Mohon tunggu...
dadi kristian
dadi kristian Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan dan Petani, menyukai ekonomi

hanya seorang penanam tomat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenaikan UMR Menghancurkan Perekonomian

17 Oktober 2018   11:07 Diperbarui: 17 Oktober 2018   16:31 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

There's no question raising the minimum wage excessively cause a loss of jobs (Mitt Romney).

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2019 sebesar 8,03%. Hal tersebut biasanya disambut sentimen positif terutama oleh buruh. 

Menaikkan upah minimum terdengar sebagai kepedulian pemerintah terhadap buruh. Kaum sosialis  "dikenal dengan SJW (Social Justice Warrior)" menganggap upah minimum adalah pertarungan abadi antara pengusaha kaya yang serakah dengan buruh yang tertindas. 

Politisi memanfaatkan isu kenaikan upah minimum sebagai pencitraan dan menaikan elektabilitas. Tapi benarkah kenaikan UMR menguntungkan buruh?, bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian secara keseluruhan?.

Kenaikan upah minimum akan menambah beban perusahaan, kenaikan labor cost harus diimbangi dengan kenaikan harga jual jika perusahaan ingin tetap untung, pada akhirnya konsumenlah (termasuk buruh) yang menanggung beban kenaikan upah dengan mendapatkan harga yang lebih tinggi. 

Harga yang tinggi menurunkan daya beli masyarakat dan menaikan inflasi dan pada akhirnya buruh sama sekali tidak menikmati kenaikan upah tersebut.

Kenaikan upah minimum menghilangkan lapangan kerja. Berdasarkan penelitian Harvard di USA setiap kenaikan upah minimum sebesar $1 menghasilkan kenaikan 4-10% atas kemungkinan restoran tutup. 

Jika seorang pencuci piring yang baru masuk kerja dibayar 3 juta perbulan (berdasarkan UMR DKI jakarta), maka koki, pelayan dan manajer akan meminta kenaikan upah diatas upah pencuci piring. 

Pada akhirnya seluruh lapisan pegawai akan meminta kenaikan upah yang akan menyebabkan beban perusahaan terlalu besar sehingga tidak menguntungkan lagi dan perlu ditutup. selain itu, kenaikan upah akan memicu Industri melakukan automasi lebih cepat.  

Jika menggunakan mesin dan robot lebih murah kenapa harus mempekerjakan manusia? Pada akhirnya semua orang kehilangan pekerjaan dan tidak mendapat upah. 

Kenaikan upah minimum menghambat tenaga kerja baru masuk lapangan kerja. Kenaikan upah minimum akan menyebabkan para pemuda yang baru menyelesaikan kuliah atau pelajar/mahasiswa yang ingin magang kehilangan kesempatan untuk menikmati entry-level job opportunity. 

Pemuda/pelajar tersebut biasanya rela dibayar rendah atau bahkan tidak dibayar sama sekali, sebagai gantinya mereka mendapatkan pengalaman dan skill yang dibutuhkan untuk menaiki tangga karier berikutnya. Kenaikan upah minimum membuat perusahaan tidak mau merekrut lulusan SMA atau orang yang tidak punya pengalaman. 

Mengapa harus merekrut lulusan SMA? kenapa tidak sekalian merekrut sarjana jika  SMA atau sarjana harus sama-sama dibayar sebesar 3 juta rupiah?  Peraih Nobel Ekonomi Milton Friedman berkata " A minimum-wage law is, in reality, a law that makes it illegal for an employer to hire a person with limited skills.

Kenaikan UMR menghancurkan Industri. Memindahkan lokasi pabrik bukanlah perkara yang sulit, jika upah minimum di Jakarta naik, Industri (terutama yang padat karya) akan memindahkan pabriknya ke Bekasi. 

Jika UMR Bekasi naik, pabrik akan berpindah ke Karawang, Subang, Jawa tengah dan seterusnya. Jika berbisnis di Indonesia sudah tidak menguntungkan pabrik akan pindah ke China, Vietnam atau negara manapun yang mempunyai peraturan perburuhan lebih sederhana dan upah lebih murah. Bagaimana jika terlalu mahal memindahkan pabrik? Pabrik ditutup.

Kenaikan upah minimum akan menyebabkan orang enggan membuka bisnis. Sebelum membuka usaha, para pengusaha akan menghitung untung rugi, jika membuka bisnis tidak masuk akal secara hitungan bisnis maka orang kaya akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank. Bisnis yang tidak pernah ada tidak bisa mempekerjakan buruh.

Kenaikan UMR menurunkan penerimaan pajak. Delapan puluh persen penerimaan negara berasal dari pajak.  Kenaikan upah akan menekan laba perusahaan yang akan berakibat pada turunnya penerimaan pajak. Pemerintah akan kesulitan membiayai pengeluaran-pengeluaran publik jika penerimaan pajak turun.

Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah? Pemerintah tidak boleh mengatur upah minimum, biarkan tingkat upah diatur oleh mekanisme pasar. 

Industri yang berkembang akan membutuhkan banyak tenaga kerja, jika tenaga kerja yang tersedia lebih sedikit dari yang dibutuhkan maka perusahaan akan bersaing mendapatkan tenaga kerja tersebut. Bagaimana cara perusahaan bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja, tentu saja dengan menaikkan upah.

Siapa yang paling diuntungkan dari kenaikan UMR?. Jika kenaikan upah minimum merugikan Industri, buruh, negara dan perekonomian secara keseluruhan, Lalu siapa yang diuntungkan?. Satu-satunya pihak yang diuntungkan adalah para politisi yang akan menghadapi pemilu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun