Mohon tunggu...
Kenti Lestari
Kenti Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang Muslimah Pengukir Kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pasal Empat Belas

19 Juni 2013   12:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, kalo ngga salah ada hadist apa pepatah deh yang mengatakan, “lebih baik ditusuk besi yang amat panas dibandingkan harus memegang wanita yang bukan mahram!” *keren banget ada ikhwan yang kayak gitu :)

Selain tiga tersebut diatas, bentuk zina mungkin ada yang lainnya juga wallahu’alam, tapi yang umum dan parah terjadi ya tiga tersebut diatas. Back to pasal empat belas *jeng jeeng..

Saya pribadi sih agak miris ya dengan kalimat-kalimat di atas tadi. Saya ngga bermaksud menggurui dengan adanya tulisan ini, lagipula emang udah banyak tulisan kaya gini berseliweran disana-sini, namun saya merasa tulisan seperti ini harus terus tersebar luaskan. Kan bisa jadi, ada yang udah pernah *bahkan sering membaca tulisan kayak gini, tapi what ever-lah ngga pedulian khawatirnya malah jadi salah satu ciri dari orang sombong yang mengingkari kebenaran, tau sendiri bila ada kesombongan di hati manusia meski sebesar biji dzarrah Ia tidak akan masuk Syurga, na’udzubillah. Saya juga takut, saat nanti dimintai pertanggungjawaban atas diri saya, mungkin akan ada saksi yang mengatakan saya tidak mau bertanggung jawab minimal mengingatkan orang-orang disekitar atas fenomena yang terjadi saat ini. Saat dimana -sulit untuk saya mengatakan ini- tingkat aborsi di dunia, di Indonesia, dan bahkan di kota saya tercinta, Bogor telah menjadi salah satu kota dengan peringkat aborsi yang cukup tinggi. Saat dimana, di tengah asyiknya kita belajar, menuntut ilmu, atau sedang membaca tulisan ini, telah banyak bayi yang di gugurkan, atau di lahirkan dan dibuang, atau sedang ada teman-teman kita yang berbuat tak semestinya.

Miris memang mendengar ini semua, saya hanya khawatir, dunia kini dengan teknologi nya yang super canggih namun meluluh lantakkan peradaban yang sedari dulu dibangun, bahkan menjadikan peradaban kini kembali ke jaman dulu sekali, jaman primitif, jaman dimana peraturan masih belum berlaku, jaman dimana pola pikir masih sangat sederhana dimana dengan pakaian seadanya, hidup bersama dengan binatang dan bisa jadi tingkah laku (maaf) layaknya binatang. Apa kita mau disamakan dengan orang-orang di jaman seperti itu?

Sekali lagi, apa kita mau disama ratakan seperti orang-orang di jaman primitif? Seharusnya kita mampu berpikir lebih cerdas bukaan..?!

Akhir kata, saya berharap semoga tulisan ini bisa menjadi pukulan ke seratus setelah Anda mendapatkan 99 kali pukulan atas tulisan  seperti ini juga bagi yang sering membacanya. Semoga tak ada pikuran negatif berseliweran atas saya dan tulisan saya, tapi kalo mau comment ya monggo sudah di sediakan box comment nya dibawah ini. Saya juga berharap dengan adanya pasal 14 di bab AD-ART organisasi rohis saya tidak menjadikan sebagian orang berpikiran asing atau sebagian lagi berpikiran biasa saja dan dianggap formalitas. Semoga kita semua saling tersadarkan dan menyikapi semua ini dengan baik.

Buat yang ngga pacaran, Alhamdulillah moga ga usah aja.. *kecuali udah halal :)

Buat yang pernah pacaran, yaudah kedepan nya jangan lagi dan tobat-setobatnya..

Dan buat yang saat ini masih pacaran, ekheum agak geli sih kalo ngeliatnya, tapi semoga mau lagi bercermin ke hati Anda sekalian, apa manfaat nya dan apa mudharat nya. Sekiranya manfaatnya lebih banyak dari mudharatnya, sok comment weh di dieu.. dan inget lagi ayat yang satu ini “...sesungguhnya wanita yang baik-baik hanya untuk lelaki yang baik-baik, dan wanita pezina (yang buruk) hanya untuk lelaki pezina pula...” lupa lagi ada di surat apa, kalo ngga salah di QS. Al Baqoroh, dan kalo ngga salah sih intinya lebih kurang ya begitu..

Sekian dari saya, lebih kurang nya mohon maaf, apabila ada kesalahan datangnya dari diri saya, dan yang benar datangnya dari Allah, sekali lagi tidak bermaksud menggurui, hanya berbagi semata. Terima kasih, mari kita tutup dengan bacaan hamdalah dan istighfar, dilanjutkan dengan do’a kafaratul majelis...

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh... *layaknya epilog pengajian umum (rohis) di kelas-kelas :D

Kenti Lestari^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun