Ku biarkan biji mataku terhempas keras tepat diatas punggung laju bayangmu, yang menatap nanar dengan seribu kepingan tanya akan bau nafas alasan tentang kepergianmu ..
Engkau tiba-tiba merentang sayap lalu terbang dengan mengibaskan aroma kebencian, seolah aku adalah letusan bubuk mesiu dari peluru bahaya yang akan merobek jantungmu ..
Ada apa denganmu yang begitu cepat memeras air tuba emosi, sebelum menadah guyuran santan dari cerita penjelasanku ...
Adakah sesuatu yang mengganggu dan seakan ingin mengunyah kebebasanmu sehingga engkau menjauh dengan gumpalan curiga di kepala, bahwa penyebab dari semua itu adalah aku...?
Berhentilah sejenak...
Engkau masih sahabatku kan...?
surabaya, 230412
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H