Akibatnya, aset istri berupa satu rumah terpaksa dilego, dijual, untuk menjaminkan manusia Doni ini, supaya bisa bebas, menempuh 'masa hukuman penjara' di luar lapas.
Membayar supaya bebas dari penjara.
Aneh.
Dan sekarang, di saat istri sedang terbaring sakit di rumah sakit, malahan si Doni ini berusaha mencari kambing hitam, dalam hal ini, saya dan Rosi, kakak perempuan saya, karena dianggap tidak membantu!
Dimana letak tanggung jawabnya sebagai suami?
Seharusnya dia berkaca, sadar, kalau apa yang dia punya saat ini, mobil yang dia pakai, rumah yang dia tempati, termasuk (mungkin) hape yang dia punyai, semua berkat sang istri.
"Lho, bukannya Doni jemput Linda waktu pulang kerja?" kata Winda, kakak perempuan Doni.
Saya cuma tersenyum waktu mendengar kalimat ini keluar dari mulut kakak perempuan Doni.
Kalau seandainya Doni dengar hal ini, tentu dia tersungging eh tersinggung ^_^.
Lebih tepatnya tertempelak.
Seharusnya sebagai suami yang cinta istri, melihat istri capek sehabis kerja, mbok ya diantar-jemput dengan mobil.