Emang kamu mau danain?
Kalimat ‘sakti’ ini muncul kemarin malam tanpa sengaja, waktu saya membeli pulsa di konter dekat rumah. Sang pemilik konter melontarkan kalimat itu.
Asal muasal kalimat itu muncul adalah berita yang pemilik konter itu, sebut saja Pak Ali (bukan nama sebenarnya), baca di laman facebook.
“Perceraian di kota A ngeri. Tapi di kota B, lebih ngeri lagi. Dan muara dari perceraian itu adalah faktor ekonomi.”
“Jadi,” Pak Ali melanjutkan, “Kalau ada teman yang bertanya perihal kapan kawin?, maka jawaban otomatis yang akan keluar adalah ….
Emang Kamu Mau Danain?
* * *
Waktu pulang, saya pun merenungi kalimat itu.
Saya jadi teringat pada pertanyaan Doni (nama samaran), teman saya, yang akan datang dari desa ke kota tempat saya tinggal.
Dia berencana seperti biasa, setahun sekali datang ke kota untuk berlibur bersama istri dan dua anaknya.
Dan seperti biasa pula, dia minta ijin menginap di rumah saya.
“Oh, silakan, Don.”
Namun pertanyaan lanjutan yang dia lontarkan adalah pertanyaan klasik yang entah sudah berapa kali dia ucapkan pada saya yaitu “Kapan kawin? Tunggu apa lagi?”
Dan dengan hati-hati, supaya Doni tidak tersinggung, dan dengan gaya ngeles tingkat menengah (maklum, kurang lihai mencari dalih :-)), “Belum sekarang.”
Petuah-petuah pun akhirnya keluar dari mulut Doni.
Saya pun cuma mendiamkan saja.
Tak bersuara.
Karena kalau saya membantah, Doni akan semakin nyerocos terus.
Saya pun pura-pura mendengarkan, menjadi pendengar yang baik.
“Supaya ada teman berbagi,” Doni akhirnya mengakhiri ‘kuliah’.
Saya pun mengiyakan saja.
Tapi, lain waktu, kalau dia bertanya lagi hal yang sama, “Kapan kawin?”
Maka dengan lantang, saya akan jawab,
Emang kamu mau danain?
Ujung Pelangi, 21 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H