Angin berhembus mengibaskan rokku. Baunya cukup mengganggu. Sebab, membawa polusi kendaraan yang memadati Jalan-jalan Kota Makassar dipagi hari. Tangan kananku melingkar merangkul lelaki paruh bayah yang sedang mengayuh sepeda. Ia mengenakan baju tipis yang ia peroleh dari pembagian tim pemenangan calon Walikota pada pilkada beberapa bulan lalu.
Sesekali kusandarkan kepalaku dibadannya. Badannya beraroma buah anggur, bau metilantranilat dari sabun 'merk harmony' seharga Rp. 1000,- yang kubeli dari warung dg.
Sia dekat rumahku beberapa hari yang lalu. Dia adalah Tata' ku (panggilan bapak Makassar). Tata'ku hendak pergi bekerja mengaduk semen menyusun bata untuk membangun apartemen mewah di Boulevard sekalian mengantarku ke Sekolah.
Untuk sampai disekolahku, kita harus menyusuri lorong-lorong jalan sempit dengan jalan yang berlubang, sepeda Tetta berhenti tepat didepan bangunan Tua bercat hijau yang telah pucat tampak disekeliling dinding luarnya dihiasi oleh karya seni vandalisme anak-anak disekitar sekolah "ambillah ini nak, jajan secukupnya", ayahku memberikan uang kertas pecahan seribu  sebanyak 3 lembar.
Segera kuberlari masuk keruang kelas, hari ini saya sangat bersemangat dan antusias ke Sekolah. Sebab, pagi ini akan ada kegiatan dari kakak-kakak Indonesian Future Leader (IFL) Makassar. Pekan kedua IFL mendampingi SD Muhammadiyah Rappocini untuk kegiatan-kegiatan stimulus untuk siswa.
Seperti biasa, setiap kegiatan seperti ini pasti dilaksanakan diteras masjid dekat sekolah, karena walaupun siswa di SD Muhammadiyah Rappocini jumlahnya sedikit namun tak ada ruangan yang besar untuk menampung seluruh siswa yang berjumlah 78 orang. Sekolahku berdiri ditanah sempit dan diapit oleh pemukiman warga.Â
Diusianya yang cukup uzur, bangunan sekolahku yang tua ini sudah tidak berdaya lagi untuk direnovasi. Hanya ubin baru ini masih elok kuliat membuatku bersemangat untuk belajar.
Vaksin yang cukup heboh didunia maya dan lumayan membuat kami trauma akan rasa sakit jarum suntiknya. Obat Manjur ternyata adalah akronim dari "Orang Hebat Main Jujur".
Sebuah komunitas anak muda yang peduli dengan anti korupsi, komunitas ini turut serta dalam kampanye pencegahan tindak korupsi melalui kegiatan edukasi menggunakan boardgame yang dikombinasikan dengan kegiatan bernyanyi dan berdongeng.
Setelah satu persatu kakak-kakak agen Obat Manjur memperkenalkan diri, terlebih dahulu kami para siswa diberikan arahan save breafing terhadap gempa bumi. Kami mendapatkan banyak keseruan hari ini.
Melakukan Senam sahabat Pemberani sampai berkeringat. kakak agen obat manjur memulai kegiatan pertama, yaitu pemutaran film 'Sang Pemberani'. Film ini mengisahkan tentang tiga orang sahabat, Krisna, Panji, dan Kirana.
Ketiganya menanamkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-sehari. Ceritanya begitu apik sarat akan pesan keberanian, kejujuran, kedisiplinan, serta tanggungjawab.
Kegiatan paling seru pada hari ini adalah bermain bersama dengan menggunakan boardgame, nama permaiannnya TERAJANA. Terajana merupakan salahsatu board game purwarupa yang dikembangkan oleh Anti-Corruption Learning Centre (ACLC) Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Terajana adalah singkatan dari "Tebak Rahasia Kata Jujur dan Bermakna". Kami pun sudah bisa menebak bahwa inti dari permainan ini adalah uji pengetahuan.
Secara bergiliran pemain akan melempar dadu untuk menentukan jumlah langkahnya di papan permainan. Petak dimana bisa berisi petak pertanyaan, acak kata atau tantangan.
Pemain akan mendapatkan sejumlah poin bila berhasil menjawab atau menyelesaikan tantangan. Pemain juga bisa kehilangan poin bila salah menjawab atau karena direbut oleh pemain lain dengan berhenti pada petak tertentu.
Permainan berakhir ketika salah satu pemain telah melewati petak finish dan mendapat bonus poin. Pemain dengan perolehan poin terbanyak akan memenangkan permainan.
Saya agak minder untuk bermain bersama kakak-kakak kelas.Terlebih, saya yang paling kecil dalam kelompok ini. Kak Ulfa yang menggunakan pion berwarna Kuning mulai melempar dadu, "hop, dapat angka dua". kak Ulfa kemudian mencabut kartu Susun Kata "P-S-I-I-L-N-D-I". Pertanyaannya "Taat pada peraturan yang berlaku", ucap kakak Fadil dengan antusias.Â
Kak Ulfa harus menyelesaikan susunan kata terserbut dalam waktu 30 detik. Tampak Kak Ulfa cekatan membolak-balikkan huruf-huruf tersebut sampai tersusun kata "DISIPLIN". Dan, jawabannya benar.Kak Ulfa mencabut angka pada kolom itu dan mendapat poin 10.
Berikutnya, giliran Rini yang menggunakan Pion merah melempar dadu. Angka 3. Pionnya digerakkan tiga langkah kedepan. Kemudian, Rini mencabut kartu tantangan karena jatuh di petak tantangan.
Tantangannya adalah menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini. Rini berdiri mulai bernyanyi" Ibu Kita Kartini, Putri sejati, Putri.. Putri.. Putri". Nampaknya Rini grogi dan mulai lupa lirik sampai pada akhirnya Rini tidak dapat menyelesaikan tantangan yang diberikan. Rini mendapat poin minus 5.
Saat giliranku datang, jantungku berdebar kencang dan tanganku berkeringat. Kali ini saya tidak percaya diri. Saya takut tidak dapat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaannya. Dan, "waduh, dapat angka 1", kecewaku dalam hati. Pion warna Hijau yang kugunakan hanya bergerak 1 langkah saja.Â
Sesuai dengan petaknya, saya mencabut kartu Pertanyaan, kak Fadil kemudian membacakan pertanyaannya "Kepanjangan dari KPK adalah?". keringat dingin mulai muncul diubun-ubun kepalaku. Perasaan takut semakin kuat menghantui. Saya takut jawabanku salah. Mendapat tertawaan dan cemohan dari teman-teman.
Waktu semakin lama semakin bertambah. Bibir ini serasa tak mampu kugerakkan. Jawabannya sudah mengawang-awang dikepalaku. Namun, rasa takut itu menutup mulutku, sehingga tak mampu kuucapkan.
Sepertinya Kak Fadil membaca psikologiku saat ini. Kemudian, kak Fadil menyemangatiku dan memberikan motivasi "kamu harus Berani, jangan pernah takut salah, sebab tak ada orang yang bodoh melainkan orang yang malas belajar, nah untuk belajar tidak akan pernah ada kata terlambat".
Kutarik perlahan nafasku. Motivasi yang diberikan kak Fadil seakan menjadi kail yang mengangkat sedikit keberanian dan keyakinanku yang telah tercebur didalam lembah ketakutan. "KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI" begitu lantang dan nyaring kusebutkan. "yes, aku bisa" dalam hatiku ikut berteriak. Karena jawabanku benar maka saya mendapat nilai 20 poin.
Selanjutnya giliran Kak Suci. Kemudian Kak Nayla dan berakhir pada Kak Wiwi. Begitulah roda perputaran pada permainan yang mengasyikkan ini. Semua pertanyaan dan tantangan dapat kuselesaikan dengan satu tekad 'BERANI' sampai pada akhir permainan. Saya mendapat nilai tertinggi, 50 Poin.
Kak Fadil kemudian memberiku hadiah 1 bungkus kue Snack Nastar. Kue kesukaanku. Tak hanya itu, pin bulat berwarna hijau bertuliskan 'AKU ANAK JUJUR' juga disematkan didada kananku sebagai tanda Pemenang. Serasa tidak pecaya bahwa saya dapat mengalahkan teman dan kakak kelasku.
Bangunan yang tidak kondusif untuk anak-anak menimba ilmu. Lalu, akan kupinta Tettaku untuk membangunkan bangunan baru dan megah sebagaimana bangunan-bangunan mewah menjulang tinggi keangkasa Makassar yang sering dibangunnya. Bangunantinggi yang tak pernah ia nikmati. Semoga SiTua ini tetap hadir untuk membangun generasi-generasi yang akan datang.
Kia ingin seperti Ubin di Sekolahtua ini, walau kecil dan berada dibawah selalu menunjukkan sedikit keelokannya menjadi sebuah keberanian, orang2 tak akan melihat rapuhnya bangunan tua tapi kecantikan ubin yang tak retak.
https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-antikorupsi/boardgame
https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2018/06/kartu-acak-kata-terajana-2018.pdf
https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2018/06/kartu-pertanyaan-terajana-2018.pdf
https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2018/06/kartu-tantangan-terajana-2018.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H