Tractus spinothalamicus yang mengantar impuls regangan sampai ke pusat saraf cortikal dan subcortikal (ganglia basalis dan cerebellum) menjadi sinyal dan memberikan informasi kepada otak tentang volume urin dalam vesica urinaria, kemudian terjadi kontraksi otot m. detrusor vesicae.Â
Seketika dalam sub-conscious mind (alam bawah sadar) pergi menjauh meninggalkan dunia khayali mebuat mataku terbuka, Gelap, pupil belum menerima hantaran cahaya untuk dikirim ke korneaku, dengan refleks mataku yang masih sayu untuk terbuka melirik-lirik sudut ruangan mencari cahaya sampai pandanganku terhenti disudut kanan ruang, ada sedikit cahaya bias lampu temaram disudut jalan yang mengintip masuk lewat lubang-lubang ventilasi kamar.
vesicaurinaria dalam tubuhku terasa mengemban terus mengirim sinyal ke otakku bahwa akan ada cairan yang harus saya keluarkan, disaat itu pula otakku mengirim perintah ke pusat cortical (pada lobus frontalis) bekerja rodi menghambat pengeluaran urin seakan menuntut otot-otot lain disekitarnya  untuk bersimpati. Kontraksinya semakin kuat karena suhu udara yagn rendah ditambah freon yang keluar dari kotak putih bernama Samsung buatan Negara K-Pop yang menggantung didinding ruangan.
Sejenak kutersadar, saya harus segeramengosongkan kandung kemihku. "Kreeek... kreekk.." gesekan besi-besi ranjangku disaat perlahan kuangkat badanku, gerakan badanku sedikit kuperlambat agar tak menimbulkan suara gesekan yang lebih besar, saya tak mau membangunkan putri kecilku yang sudah terlelap disampingku.
Pupil mataku yang masih melebar berusaha tetap fokus melihat benda yang samar-samar tampaknya karena tak mendapatkan pantulan cahaya, kuangkat tanganku untuk membantu mengenali benda dan medan disekitar, disaat bersamaan sinyal dimemori otakku juga bekerja flashback mengingat kondisi terakhir tata letak benda dan medan ruangan untuk memberikan informasi.Â
Kurang lebih 2 meter didepanku nampak sesuatu yang sedikit berkilau bentuknya lonjong dan memiliki tonjolan yang horizontal, gagang pintu segera kuraih dengan perlahan sambil menahan nafas agar pintu yang terbuka tak menimbulkan bunyi walaupun saya tahu bahwa itu hanyalah kekeliruan awam yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah sebab tanpa menahan nafas pun dengan memberikan energi yang secukupnya membuka pintu dengan perlahan tidak akan mengeluarkan bunyi, tetapi untuk mendukung suasana yang gelap kekeliruan itu tetap juga saya lakukan.
Didepan pintu saya tersentak sejenak, untuk sampai di bilik perenungan (Toilet; Malaysia) menumpahkan urineku saya harus melewati 3 ruang yang gelap; ruang keluarga, ruang makan dan dapur. Detak jantungku semakin lama semakin cepat memompa darah keseluruh tubuhku, neuron-neuron membawa memori dari alam bawah sadarku mendatangkan sebuah informasi yang membuatku cemas untuk melewati 3 ruang gelap tersebut.Â
Rasa takut mulai datang menghantui, lobus frontalis sepertinya tidak mampu lagi menahan keluarnya Urin sebab stimulasi sistem parasimpatik yang berasal dari NILCLMS S2-4 dan di bawah oleh n. eregentes sehingga kontraksi otot m. detrusor vesicae semakin kuat, kedua tanganku megang erat si 'junior' botak entah ada pengaruhnya atau tidak tujuannya agar urin tidak segera tertumpah, lebih malu rasanya kalau urin itu membasahi celanaku diusia seperti ini.
Mengendap-endap kaki kulangkahkan melalui ruang keluarga sampai dikusen pintu yang mengantarai ruang tamu dan ruang makan, kuintip kearah kiri dan kanan berharap makhluk menyeramkan yang membuatku cemas dari tadi tidak muncul, monster melata berkaki empat yang sudah menghantuiku sejak kecil selalu muncul diruang makan dan dapur.Â
Harap-harap cemas sebelum kulangkahkan kaki menuju ruang dapur kupastikan terlebih dahulu bahwa makhluk itu tidak muncul ditempat biasanya makhluk tersebut menampakkan dirinya.
Sebenarnya tidak ada alasan yang pasti mengapa ketakutan yang besar datang kepadaku ketika melihat makhluk menyeramkan tersebut apalagi kalau makhluk tersebut mengeluarkan bunyinya. Padahal makhluk tersebut merupakan salah satu hewan yang dapat diperdagangankan dengan nilai yang cukup tinggi harganya dengan ukuran dan berat tertentu.
Menurut kamus Oxford hal tersebut disebut phobia yang diartikan sebagai ketakutan yang ekstrem atau irasional terhadap atau keengganan terhadap sesuatu.Â
Sebenarnya Ketakutanku terhadap makhluk tersebut semacam brain wash yang berawal pada usiaku kurang lebih 3 tahun, awalnya ketakutan itu adalah bentuk pertahanan diri sebagai manusia yaitu ketika pertama kali melihat makhluk asing dimana belum memiliki pengalaman sebelumnya sehingga akal belum memiliki pengetahuan tentang sifat dan karakter makhluk tersebut, lalu ketika ada tingkah laku sebagai anak kecil yang tidak sesuai dimata orang tua baik itu perbuatan, rengekan atau tangisan biasanya orang-orang dewasa mencoba menenangkan dengan cara menakut-nakuti dengan hewan tersebut memakai majas-majas hiperbola tentang sifat dan karakteristik hewan tersebut.Â
Dari sinilah proses pencucian otak yang tidak disadari oleh orang dewasa, majas hiperbola tersebut diterima dengan sadar oleh anak kecil pada otak kiri menjadi sesuatu yang rasional lalu informasi yang tersimpan pada sub-conscious mind menjadi data base sebagai induksi dari pihak lain. Informasi-informasi yang terus menerus masuk pada data base inilah yang menguatkan ketakutan tersebut.
Seandainya proses brain wash ini dimasukkan pada hal-hal yang positif tentunya akan melahirkan hal-hal yang positif pada alam bawa sadar manusia sebagaimana yang diterapkan di Negara Sakura, jika sikap-sikap yang kita tanamkan kepada anak-anak seperti Berani, Jujur, Mandiri, Peduli, Adil, Disiplin, Kerja Keras, tanggung jawab dan sederhana terntunya akan menghasilkan generasi yang memiliki nilai-nilai integritas yang kelak akan memajukan Negara jauh dari perilaku-perilaku koruptif.
Syukurlah makhluk itu tidak tampak diruang makan apalagi di dapur, kendatipun makhluk itu tidak muncul di kedua ruang dimana makhluk itu sering muncul rasa takut yang menyelimutiku belum hilang sebab sekali waktu dalam data base di otak kananku masih tersimpan bahwa Makhluk itu pernah menampakkan di dinding tandasengine (begitu masyarakat melayu menyebut toilet), segera kupencet saklar lampu Toilet yang ada di dinding luar berharap rintangan terakhir dapat kulalui dan akhirnya dengan mendahulukan kaki kiri masuk ke toilet saya dapat merelaksasi spinchter urethra externa setelah penurunan aktivitas serabut saraf somatik yg dibawa oleh n. pudendus dan tekanan intravesical melebihih tekanan intraurethra, dengan posisi duduk si 'Junior' botak menumpahkan cairan amoniak dan perasaanku pun terasa lega.
Setelah proses miksi (kencing, anak kecil biasa bilang pipis, kalau putriku bilang cencing) dianggap telah selesai dan kandung kemih pun sudah kosong, saya melakukan istibra (fiqh Islam: membersihkan sisa kencing) yaitu dengan cara mengurut perineum, pangkal penis (proksimal) hingga ujung penis (distal), dan kepala penis (gland penis). Cara ini mengikuti struktur anatomis saluran kencing, sehingga diharapkan bisa membersihkan sisa urin: Mengurut antara lubang anus dan penis (perineum) sebanyak tiga kali. Meletakkan telunjuk di bawah batang penis dan ibu jari di atas batang penis, lalu mengurut dari pangkal hingga ujung penis sebanyak tiga kali. Menekan kepala penis (glandpenis) sebanyak tiga kali. Terakhir, basuh kemaluan dengan air yang suci secukupnya (kurang lebih sebanyak dua kali). Setelah istibra kemudian berwudhu terlebih dahulu sebelum keluar dari toilet.
Segera dengan santai dan rileks dengan langkah biasa saya kembali menuju kamar, sesaat ketika berada diruang makan hendak menuju ruang keluarga  tiba-tiba "haaaaaaaakkkkkkkkk...", Toooooooootteeeeeeeeeeeee....", saya berteriak sekencang-kencangnya melihat makhluk itu menampakkan dirinya tepat dihadapanku, mungkin karena suaraku yang besar makhluk itu kaget dan tiba-tiba lari kesela-sela plavon dan menghilang.
Secara teori ketakutanku itu disebut Phobia Herpetophobia yaitu rasa takut yang berlebihan dan irasional terhadap binatang/hewan melata/reptil. Tidak hanya hewan reptil yang buas saja. Namun dengan cicak saja, penderita phobia ini sudah sangat ketakutan. Penyebab phobia ini sangat beragam, mulai dari trauma kejadian di masa lalu, merasa jijik dan geli, dll. Gejala dan akibat dari phobia ini sama saja dengan phobia yang lain. Seperti merasa cemas, panik, jantung berdetak kencang, berkeringat.
Ternyata teriakanku tidak hanya mengagetkan Totte' (begitulah putriku menyebut Tokek), juga mengagetkan seisi rumah dan semua orang dirumah terbangun, Isteriku segera menenangkanku dan memberi segelas air putih kemudian mengantarku kembali ke Kamar, lututku masih gemetar dan jantungku terasa terjadi palpitasi. Saya berusaha menenangkan diri dengan mengatur pernapasan, membutuhkan waktu yang cukup lama agar denyut jantungku kembali normal dan kembali tidur, semoga Tokek yang menakutkan itu tidak menghantuiku didalam mimpi. (14 september 2018)
Sumber:
Purnomo, Basuki. 2008. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto.
https://arumsekartaji.wordpress.com/2011/02/16/cara-kerja-pikiran-menerima-informasi/
http://www.argaaditya.com/2012/09/setetes-air-yang-membatalkan-sholat_14.html
http://artiadalah.com/site_artiadalah.xhtml?get-id=118&get-t=Herpetophobia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H