Mohon tunggu...
A. Randi Purnama Putra
A. Randi Purnama Putra Mohon Tunggu... Editor - Ayah Dua Anak, Menyukai Resonansi Keteladanan Tokoh Negarawan

Menguatkan kaki berjalan dan ayun tangan menuju tempat yang damai sentosa selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memaafkan dan Meminta Maaf, Sebuah Sikap Teladan dari SBY

30 September 2018   18:26 Diperbarui: 30 September 2018   19:53 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pemimpin baik pada tingkat nasional maupun tingkat pada tingkat daerah, baik pemimpin formal maupun pemimpin tidak formal harus lebih berkorban membimbing rakyat, menunjukkan arah kemudian dalam suka dan duka ia juga merasakan, memberi contoh bahkan dia harus mengorbankan waktunya, mengorbankan tenaganya, mengorbankan pikirannya untuk mencapai tujuan."

Keniscayaan menuai kritik adalah pembentukan karakter pemimpin. Penempaan hidup untuk tetap berada dalam koridor moral dan etika. Bila pemimpin sedikit saja oleng dan tergelincir. Maka masyarakat akan ikut dan menjadikan legitimasi untuk mengikuti kesalahan.

"Sebagai pemimpin, sebagai pejabat sering menghadapi kritik, kecaman di media massa, banyak tempat, itu juga menuntut ketegaran, kesabaran, karenanya kita tidak boleh berputus asa dengan semua itu. Saya kira itu juga merupakan bentuk pengorbanan yang mesti kita lakukan sebagai bagian untuk mencapai tujuan yang mulia."

Maaf-memaafkan harus kita lakukan. Manusia bijak, manusia yang arif adalah mereka yang selalu membuka hatinya untuk memaafkan kepada yang lain. Dengan memaafkan, ada kesadaran baru yang bisa menjadi awal bagi terbinanya persatuan yang lebih kuat yang pada akhirnya akan memperkuat tali persaudaraan anak bangsa.

Sumber: http://nuurislami.blogspot.com
Sumber: http://nuurislami.blogspot.com
Indahnya bila pemimpin bangsa, penguasa negara mencontohkan sikap memaafkan dan meminta maaf. Supaya pemilu kita sejuk, damai sesuai dengan deklarasi pemilu 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun