Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mondok dan Kecerdasan Finansial Santri

23 Juni 2019   21:29 Diperbarui: 23 Juni 2019   21:48 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang pernah mengalami perantauan untuk menuntut ilmu baik di pesantren maupun di sekolah berbeda kota. Ada perubahan dalam banyak hal. Terutama tentang perubahan perilaku harian. Terutama bagi yang nyantri di pondok pesantren. Hal ini perlu perhatian dari berbagai kalangan, terutama orang tua, guru pembimbing asrama dan pimpinan pondok pesantren.

Uang saku adalah hal yang mesti dikelola oleh santri. Berbagai kebutuhan dalam proses mondok mesti disiasati dengan baik untuk tidak mengalami defisit atau kehabisan uang sebelum kiriman datang. 

Ada godaan besar bagi santri baru untuk membeli segela hal. Terutama yang terbiasa menghabiskan uang jajan harian dari orang tua. Hal ini tergantung dari pola belanja sebelumnya dirumah. Syukur-syukur telah belajar mengelola uang saku setahun sebelum mondok. Hal ini berguna dalam rangka mempersiapkan mental dan cara pandang terhadap penggunaan uang.

Belajar mandiri dari banyak hal bagi santri dan juga orang tua. Dimana anak dan kedua orang tua akan dipisahkan oleh jarak dan waktu. Biasanya hal ini akan berat di orang tua yang terbiasa hari-hari melihat anak dipelupuk mata.

Berbeda dengan anak yang biasanya akan mendapatkan pengalaman baru ketika telah memulai aktivitas dipondok atau sekolah baru. Mengikuti berbagai aktivitas yang telah tersusun sesuai dengan irama pondok. Mulai dari bangun sebelum subuh, menghapal alQur'an, hadist dan juga mulai berbicara menggunakan bahasa arab atau ingris.

Dan biasanya pondok memiliki sebuah budaya bahasa dengan melarang bahasa ibu bagi santri. Hal ini membutuhkan kemauan belajar bahasa. Biasanya santri senior dan guru pembimbing asrama telah mempersiapkan alih bahasa bagi santri baru.

Namun yang luput dan terkadang adalah mempersiapkan kemampuan mengelola uang saku. Hal ini banyak mengakibatkan santri menghabiskan uang saku lebih awal. Sedangkan berbagai kebutuhan biasanya akan tumbuh sesuai dengan proses belajar dipondok. Hal ini perlu disikapi oleh orang tua maupun dari pihak guru pembimbing asrama.

Syukur orang tua telah memiliki pengalaman mondok atau keluarga yang juga pernah mondok. Minimal mengetahui karakter bagaimana hidup dan mengelola keuangan selama di pondok. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang persiapan uang bagi santri dipondok. 

Pertama, kebutuhan harian. Hal ini berputar tentang kebutuhan untuk belanja harian, apalagi yang terbiasa belanja hari jajan harian. Kedua, kebutuhan peralatan belajar, biasanya diawal-awal banyak buku bantu yang mesti dibeli, sebab sebagian buku telah dibeli paket ketika mendaftar ulang. Pengeluaran ini biasanya untuk pembelian kamus bahasa dan buku-buku lainnya. Ketiga, kebutuhan insential dan cadangan. Hal ini berguna untuk membeli hal-hal yang diperlukan yang tidak terprediksi sebelumnya.

Dan beberapa hal kemampuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan penggunaan uang perlu menjadi perhatian. Sebab, jangan sampai terjadi insiden kehabisan uang dan terjadi aksi mengambil hak orang lain. Hal ini menjadi kejadian yang tidak elok dalam pergaulan dan kecendruangan yang ketahuan mencuri uang akan mendapatkan hukuman dari pihak pondok. Dan beberapa kasus 'santri' dikeluarkan dari pondok pesantren.

Hal yang menarik dalam pengelolaan keuangan santri adalah, adanya penitipan uang kepada beberapa guru pondok sebagai upaya pembelajaran dan membangun kepercayaan antara orang tua dengan guru pondok. Biasanya ini digunakan oleh orang tua untuk mulai membiasakan anak untuk mampu mengelola uang secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun