Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen IHSAN Usaha Pertanian Organik

8 November 2015   07:35 Diperbarui: 8 November 2015   07:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan sebelumnya Aplikasi Manajemen IHSAN dalam Bisnis, adalah bagian aplikasi secara keseluruhan dalam usaha atau bisnis. Penerapan ini membutuhkan keyakinan penuh dari berbagai stake holder usaha. 

Sedangkan dalam usaha pertanian organik, aplikasi ini teramat relevan. Terutama bagi kita sebagai konsumen hasil olahan usaha pertanian. Setiap hari kita mengkonsumsi beras, daging, sayur-sayuran. Pernahkah kita sebentar saja untuk bertanya tentang bagaimana sepiring nasi hadir dihadapan kita. 

Siapakah petaninya? Bagaimana ia mengolah lahan persawahan? Apakah ia tidak dizhalimi oleh sistem? Bagaimana ia memberikan pupuk? Kemudian kita terus bertanya. Dimesin heller siapa ia menjadikan beras? Pedagang mana yang menjual? dan siapakah yang memasak dan menghidangkan di hadapan kita?

Membaca beberapa artikel dikompasiana dan juga hasil penelitian dan pemberitaan. Kita sebagai konsumen produk pertanian berada dalam posisi tawar rendah. Penyebab utama adalah, kekurangan pengetahuan tentang usaha pertanian dan seluk beluk pertanian, perkebunan. 

Kekurangan pengetahuan berasal dari kekurangan bacaan. Akibatnya selanjutnya adalah kekurangan pengertian, pemahaman dan apalagi keterampilan dalam melakukan. 

Beberapa orang sahabat bertanya. Apa pekerjaan sekarang? Apa usaha sekarang? Jawaban sederhana adalah 'masuk sawah, keluar kebun'. Kok begitu? sebab saya memiliki kesadaran dan pemahaman bahwa apa yang kita makan membentuk kualiitas kesehatan, kecerdasan. Terkadang juga memberi jawaban, 'beternak lele di rawa, panen belut di kolam'.

Kiita hidup dalam rangkaian sebab akibat dari berbagai pelaku kehidupan. Seorang pengusaha pertanian, pedagang, pebisnis, konsumen adalah satu kesatuan. Membentuk siklus dan mata rantai distribusi barang dan uang.

Akibat dari kerusakan hasil pertanian non organik adalah munculnya penyakit degeneratif pada anak-anak. Kerusakan sistem saraf. Kanker pada usia dini dan seabrek persoalan lainnya. Bagaimana dengan usaha pertanian organik? sekarang harganya teramat mahal.

[caption caption="peremajaan coklat dan pemupukan pola organik terpadu"][/caption]Akar persoalan ini adalah, ketidakmauan kita untuk belajar tentang bertani. Baik sekala usaha, maupun sekala rumah tangga. Sekedar bertanam kunyit di polibek, bertanam lengkuas sebatang. Bekerjasama dengan petani di kampung halaman. Dan berbagai tindakan sederhana lainnya.

Pengembangan usaha pertanian organik dengan menggunakan Bioteknologi NT 45, terkhusus di Sumatera Barat telah dimulai semenjak tahan 1997 oleh Ir. Darmansyah, M.Sc, Ahmad Gazali, dan pelaku lainnya. Sedangkan penulis mulai belajar awal kurun waktu 2012 dan mengaplikasikan secara perlahan. 

Saat ini telah ditetapkan beberapa kawasan organik terpadu. Pertama Kawasan organik terpadu Sungkai dan ai pacah di Kota Padang. Untuk daerah sungkai lambuang bukik kec. Pauh dapat menghubungi saudara edo di kafe alvanza. Sedangkan untuk ai pacah dapat menghubungi saudara usman jambak di rumah asuh.

Kemudian Kawasan organik terpadu salingka Danau maninjau dapat menghubungi keluarga pak khudri dan ibu fitri beserta nur sa'adah khudri dan pak cik (johan alamsyah) berserta keluarga, insya Allah menyusul beberapa kawasan di beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Barat.

Terapan manajemen IHSAN dalam usaha pertanian organik. Menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Prof. Dr. H. Suroso Imam Zadjuli, S.E dalam makalahnya Pengembangan Ilmu Ekonomi Islam. Yang merupakan akronim dari Intention (niat), Honesty (shiddiq/jujur), Sharing (berbagi), Achievment (pencapaian) dan Norma (akhlaq/tabiat/perilaku/etika)

Pengembangan usaha pertanian bersangkut paut dengan niat pelaku usaha pertanian organik. Meluruskan niat (Intention) untuk mengelala tanah dan tanaman secara alami atau organik dalam ridha Allah Swt. Pernyataan niat adalah penentuk perbuatan. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah Saw “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung niat”. Dan setiap urusan tergantung pada apa yang telah diniatkan (H.R. Bukhari Muslim).

Sedangkan dalam pelaksanaan usaha pertanian organik sikap jujur (Honestry) dapat dilihat dari hasil dan kualitas komoditi. Semakin jujur pelaku usaha pertanian menggunakan organik secara keseluruhan. Maka bentuk hasil pertanian semakin bagus dan dapat mengurangi biaya produksi dan peningkatan jumlah hasil. Sebab pelaku usaha pertanian memiliki keterampilan membuat Pupuk Organik majemuk Lengkap (POML) NT 45, Pengendali hama organik dan termasuk metode pengawetan organik.

Beberapa lembaga dalam pemerintahan terutama luar negri telah memiliki standar dan metode untuk mengukur tingkat kejujuran pelaku usaha pertanian organik. Persoalan ditingkat pelaku masyarakat adalah tingkat kejujuran yang telah memudar. Hal ini tiada teladan dan pendampingan sistematis dari pemerintah, terutama dari dinas pertanian. 

Bertemu dengan kakak kandung Pak Khudri di Sibarasok Jorong Sigiran Nagari Tanjung Sani, Kec. Tanjung Raya, Kab. Agam atau disalingka danau maninjau. Membuktikan bahwa niat dan juga perilaku jujur mendatangkan keuntungan baik dalam bertani kakao. Kunjungan penulis dalam pendampingan mewujudkan Salingka Danau Maninjau Organik membuktikan bahwa: "Tanaman Kakao beliau memiliki kualitas bagus. Dengan indikator buah kakao yang besar, biji kakao yang padat dan termasuk proses penjemuran, pemupukan.

Ketika niat dan perilaku jujur, maka ia menciptakan keuntungan yang kemudian dibagi kepada orang lain. Keuntungan pertama yang dapat dibagikan adalah kualitas kakao yang sehat dan terbebas dari pupuk kimia dan pertisida. Kedua, adalah keuntungan mengurangi biaya usaha bertanam kakao. Ketiga, hasil yang semakin baik. Keempat, Zakat hasil pertanian dan termasuk sedekah untuk kebutuhan syiar agama Islam di Sibarasok dan sekitarnya. Kelima, adalah keterampilan dalam mengelola kakao mulai dari pemupukan, pemeliharaan dan penjualan hasil akhir.

Pada akhirnya tingkat pencapaian (achievment) adalah keniscayaan. Terutama bagi kita konsumen yang menikmati sajian coklat panas. Pencapaian ini adalah pencapaian bersama dan pribadi-pribadi. Pencapaian yang tidak sekedar nama baik bagi pelaku usaha pertanian, namun bagi pemerintah daerah, nasional termasuk kita sebagai konsumen.

Pertanian organik adalah wujud Norma (akhlaq) terhadap Allah Swt yang menciptkan berbagai jenis makhluk hidup yang selalu berzikir dan bertasbih. Pertanian organik adalah wujud akhlaq terhadap Allah Swt, kepada Rasulullah Saw, kepada Bumi dan juga termasuk kepada diri sendiri, keluarga dan generasi bangsa Indonesia yang mayoritas adalah Muslim.

Sehat-I lingkungan, Sehat-I diri & keluarga, Sehat-I generasi. Cukup sudahlah berpangku tangan dan tak peduli dengan apa yang kita makan setiap saat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun