Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memelihara Kopi dan Kakao, Serupa tapi Tak Sama

6 November 2015   20:41 Diperbarui: 7 November 2015   11:13 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memulai menanam kopi arabika dan kopi unyil. Lahan untuk kopi adalah lahan tanaman kakao yang sebelumnya mengalami kerusakan berupa buah busuk akibat jentikan hama serangga. Tanaman Kakao ditebang, karena tidak menghasilkan, kecuali pabrik daun dan buah busuk. Meminjam istilah Bapak Ahmad Gazali. 

Untuk tidak terlanjur dalam pemusnahan tanaman kakao yang sebelumnya menjadi tumpuan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar. Maka diambil kesepakatan bahwa kebun kakao yang ada tetap dipelihara dan dilakukan peremajaan. Proses peremajaan ini dengan melakukan pembuatan lubang diantara empat tanaman kakao, dengan lebar 100 cm x 100 cm dengan kedalaman 50 cm. Hal ini berguna untuk memasukkan dedaunan kakao, kulit kakao dan hati kakao serta POML NT 45 sebagai pupuk.

Langkah selanjutnya, adalah pemangkasan daun kakao. Daun yang direkomendasikan antara 150 sampai 300 helai. Dimana buah kakao yang baik adalah tumbuh di batang dan bukan dahan. Langkah selanjutnya adalah menyemprotkan pengendali hama organik untuk merontokkan jamur yang tumbuh di batang kakao. Termasuk juga hama penyebab kebusukan buah.

Sedangkan untuk tanaman Kopi arabika, robusta dan juga variater baru yakni Siga tetap dikembangkan oleh keluarga Pak Khudri. Sebagai upaya pengembangan usaha bidang pertanian.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan kualitas pangan organik lainnya. Maka masyarakat disekitar danau maninjau akan diberikan keterampilan teknis untuk membuat POML NT 45, pengendali hama organik dan beberapa pola tanam dan pemeliharaan secara organik. Dimana sasaran akhir adalah Kawasan Salingka Danau Maninjau Organik.

Gerakan ini didukung sepenuhnya oleh Bupati Kab. Agam Indra Catri, yang saat ini sedang berkampanye untuk melanjutkan kinerja 5 tahun sebelumnya. Dukungan ini berupa kebijakan dan juga peraturan daerah untuk mendukung terwujudnya Kawasan Salingka Danau Maninjau Organik. Tanpa dukungan kebijakan, maka langkah ini akan bergerak perlahan.

Pola yang dikembangkan untuk mewujudkan ini adalah kemitraan antara Pemerintah Daerah Kab. Agam dengan investor, masyarakat yang bergabung dalam KUBe. Sedangkan konsultan ahli sebagai pendamping jaminan kualitas dan pembinaan bisnis. Tugas utama dari kelompok KUBE ANKE adalah mengembangkan jaringan pelopor, pendamping dan pembentuk KUBE lainnya. Sistem usaha yang digunakan adalah Bagi Hasil Usaha.

Bentuk KUBE rancangan ini berdasarkan komoditi yang ada ditengah masyarakat. Seperti KUBE Tanaman Kakao, Kopi, Padi Organik dan lainnya. 

Langkah sukses ini telah dimulai oleh Kab. Padang Pariaman dengan 2.000 Ha lahan padi organik yang menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten. Pembuatan POML NT 45 adalah hasil usaha bersama masyarakat yang dibeli oleh pemerintah. Kemudian didistribusikan kepada kelompok tani untuk diaplikasikan.

***

Bunga Kopi nan indah berwarna putih, bersanding dengan bunga Kakao berwarna pink. Dimana banyak lebah dan kumbang yang akan mendekat untuk melakukan penyerbukan. Maka kita menunggu, komoditi kakao dari bunga kakao dan bunga kopi berupa produk bernilai tambah dari Kawasan Salingka Danau Maninjau 5 tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun