Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Monumen PDRI yang Tak Terawat di Nagari Koto Tinggi

28 Juni 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13724311631103519804

Berkesempatan untuk mengunjungi Nagari Koto Tinggi di Kec. Gunuang Omeh Kab. 50 Kota bersama peserta Latihan Kader II HMI Cabang Payakumbuh pada tanggal 26 Juni 2013. Kegitan yang merupakan bagian dari materi pelatihan. Peserta dibawa ketempat berserjarah di kabupaten 50 Kota untuk membangkitkan jiwa nasionalis. Hal ini sejalan dengan Misi HMI yakni kader ummat dan kader bangsa. Sejerah adalah sebuah kebenaran yang berdiri sendiri. Penerjemahan dalam penelitian tidak terlepas dari asumsi yang dibangun oleh penulis. Sejarah adalah hasil keputusan orang dan organisasi. Sejarah menjadi pembelajaran penting bagi generasi muda terutama mahasiswa. Sedih itulah perasaan pertama melihat rumah dengan arsitektur Belanda yang kotor dan terkunci. Tidak ada akativitas pemeliharaan dari petugas khusus. Sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia adalah episode genting keberadaan negara kesatuan republik Indonesia. Ketika Belanda melakukan agresi dimana pemerintahan di Jakarta diserang penjajah. Kemudian pindah ke Yogya dan akhirnya mesti berada di Provinsi sumatera Barat. [caption id="attachment_271190" align="alignleft" width="448" caption="Rumah tempat pertemuan Syarifuddin Prawiranegara di Nagari Koto Tinggi"][/caption] Koto tinggi menjadi pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Setelah itu Ketua PDRI Bapak Syarifudin Prawiranegara melakukan gerilya untuk tidak tertangkap oleh Belanda. Dibeberapa bagian loteng telah jebol oleh rembesan air. Beberapa sampah bertebaran dilantai. Seperti tidak ada petugas yang memelihara gedung yang menjadi saksi sejarah penyelamatan republik Indonesia. Untuk bisa sampai ketempat ini pengunjung harus naik bus umum jurusan Bukittingi-Payakumbuh-Koto tinggi. Jarak Nagari Koto Tinggi berjarak 45 km dari pusat kota Payakumbuh. Perjalanan kesana akan terasa nikmat dari pemandangan negri yang berbukit dan hamparan persawahan yang sedang menguning. Sebelum sampai di monumen kantor PDRI sebainya singgah di rumah gadang kelahiran Ibrahim Dt. Tan malaka yang merupakan Bapak Republik Indonesia. Ia adalah putra asli Kab. 50 Kota yang berjuang menyelamatkan penindasan dari penjajah dan juga kapitalis. Bukunya yang terkanal Madilog adalah masterpice pemikiran Ibrahim Dt. Tan Malaka. Sebuah fakta terungkap bahwa Ibrahim Dt. Tan Malaka adalah anak surau. Ia belajar mengaji kebeberapa guru dan tuanku. Dalam tradisi minangkabau seorang anak bujang harus tidur di surau dan belajar mengaji dan silat kepada guru sebagai bekal untuk pergi merantau. Sebuah sejarah akan memancarkan fakta kebenaran bagi kita yang bebas prasangka dan kepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun