Bercerita tentang nasib petani kini dan mendatang, maka rasa pesimis akan menyelubungi sanubari dan pemikiran. Belum lagi tentang status sosial dalam pandangan beberapa lapisan masyarakat bahwa menjadi petani itu berada dalam lapisan paling bawah. Tiada yang salah dalam persepsi publik. Sebab menjadi petani adalah identik dengan kemiskinan, kecuali beberapa petani yang memiliki skiil dan pengetahuan tentang pertanian.
Seorang teman memberikan istilah nan indah bagi petani yakni main golf. Karena sebenarnya petani adalah pemain profesional di sawah. Lubang demi lubang dari olahan pacul adalah pencapaian. Namun tidak ada pertandingan dengan hadiah nan menterang. Dari perbincangan itu dikupas bebebarap topik dan permasalahan tentang bagaimana sebenarnya usaha pertanian organic dibawah bendera Agro Pure Organic Part. Jawabannya terkumpul dari dua pertanyaan. Pertama adalah kenapa dan kedua Bagaimana.
Untuk menjawab pertanyaan kenapa dapat disarikan dari bincang-bincang dengan beberapa petani. Pertama. Adalah permasalahan kelangkaan pupuk dan juga harga yang melambung.
Di daerah mitra Agro Pure Organic Part di jorong balai tinggi dan Pakan sinayan petani membeli pupuk buatan sampai seharta 150.000/karung. Harga sebanyak itu pun untuk mendapatkan pupuk juga susah. Terjadi kelangkaan ketersediaan pupuk buatan di pasaran.
Permasalahan kedua adalah. Jaminan harga hasil pertanian. Harga berada dalam kendali para toke atau tengkulak. Jika musim hujan berlangsung lama, maka hasil panen masyarakat menjadi murah. Sedangkan untuk beras menjadi merangkak naik. Harga beras saat sekarang ini Rp. 8.500,-.
Permasalahan ketiga adalah terjebak petani dalam hutang untuk kebutuhan tanam dan juga pengolahan lahan pertanian. Hutang ini mengakibatkan petani berada dalam keterjajahan harga dan juga berhutang hampir dalam setiap aktivitas pertanian.
Namun, disisi lain solusi dari pemerintah dengan membentuk Lembaga Keuangan Agribisnis lewat Gapoktan dan juga membentuk Kelompok Tani belum maksimal menyelesaikan permasalahan mendasar para petani. Apakah yang mesti di lakukan oleh petani untuk dapat merdeka 100% dan menentukan nasib sendiri.
Jika bertanya kenapa, maka optimis itu akan berlalu. Maka pertanyaan adalah bagaimana menyelsaikan masalah ini secara menyeluruh dan memiliki efek yang berkesinambungan untuk menyelesaikan kemiskinan terstruktur dan sistematis.
Beberapa jawaban berikut ini semoga mampu menjadi inspirasi bagi kita yang masih menyimpan rasa kemanusiaan untuk para petani.
- Menjadikan petani memiliki skill dan kemampuan untuk menciptakan dan mengembangkan pembuatan pupuk secara mandiri. Kemampuan ini menghilangkan ketergantungan petani dengan pupuk buatan pabrik. Bentuk kerjasama pengembangan kawasan Agro Pure Organic Part skiil dan keahlian membuat pupuk organic dan anti hama diajarkan kepada para petani. Di beberapa lokasi petani adalah pemilik pupuk organic dengan cara yang paling sederhana tanpa mengeluarkan biaya. Sistem ini menggunakan bagi hasil dengan petani.
- Menjadikan hasil olahan petani memiliki standar sebuah produk. Setiap usaha petani memiliki nilai tambah dan juga kejelasan sumber. Dalam pengembangan usaha padi organik kerjasama Agro Pure Organic petani menggunakan merek usaha SEHAT-I dengan mencantumkan asal padi. Jika padi organic berasal dari daerah Jorong Balai tinggi Nagari Gurun maka akan dibuatkan dari Nagari Gurun dan begitu juga dengan asal padi organic lainnya.
- Membangun jaringan distribusi dan outlet. Bagian ini adalah bentuk kerjasama dengan Plaza SEHAT-I Agro Pure Organic Part.
- Menjadikawan kawasan pertanian organic sebagai sebuah tempat wisata dan juga pendidikan dan pelatihan bagi yang tertarik untuk mengembangkan usaha pertanian organic dan peternakan berstandar organic.
- Menciptakan Baitul Maal (lembaga keuangan tersendiri) dari hasil zakat, infak dan sedekah yang dikelola oleh Badan Kemakmuran Masjid. Untuk pengembangan ini bekerjasama dengan beberapa lembaga yang telah eksis sebelumnya dan juga Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam HMI di Sumatera Barat. Untuk tahap awal dari LEMI HMI Cabang Padang di bawah kepemimpinan Direktur Junaldi Islamil. S.E.
Ketika petani telah mampu untuk mengurangi cash out flow dan terhindar dari rentenir dan mampu meningkatkan cash in flow maka generasi Indonesia akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik untuk 5 generasi mendatang.
Bagi kita yang berada di kota mari semarakkan untuk menikmati hasil olahan pertanian organic lewat menjadi konsumen setia petani.
Kalau bukan kita siapa lagi? kalau bukan dari sekarang kapan lagi? Menunggu bukanlah sesuatu yang bijaksana. Karena petani adalah anak bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H