Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkebun Organic Skala Rumah Tangga Yuk Marii

6 Oktober 2012   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah berkebun organic itu butuh biaya besar? jawabannya adalah relatif. Karena setiap usaha memiliki variabel biaya tetap dan juga biaya tidak tetap. Apakah berkebun organic itu susah? Jawabannya adalah sangat mudah. Kenapa mudah, karena hanya memanfaatkan waktu luang yang terkadang tidak berguna. Contohnya gimana. Waktu luang untuk menonton disore hari bisa digunakan selama 15-30 menit.

Trus gimana dengan bahan-bahan untuk berkebun organic skala rumah tangga. Mengumpulkannya kan sulit banget? Trus nambah pekerjaan donk dan masih banyak tanda tanya yang bergelayut seperti awan hitam yang siap untuk menyiram bumi jakarta yang telah lama tidak hujan.

Perkarangan rumah, atau bagian belakang rumah, atau dinding rumah adalah tempat terbaik untuk berkebun organic skala rumah tangga. Ada banyak pilihan untuk model untuk mendapatkan hasil karya sendiri secara organic.

Kebutuhan dasar rumah tangga akan sayuran dan juga bumbu dapur dapat disiasati dengan mudah, asal mau mengerjakan hal sederhana setiap hari, maka memetik hasil kebun organic sendiri adalah sebuah kepuasan. Disamping itu juga ikut melestarikan lingkungan sekitar dan ikut dalam mengolah sampah yang menjadi bencana bila tidak dikelola. Masih ingat runtuhnya tumpukan sampah di Bandung? Pencemaran akibat sampah ketika tidak diangkut dalam sekian hari di tempat pembuangan sampah sementara. Sangat mengerikan.

Apakah langkah yang mesti dikerjakan dengan cara mudah dan sangat murah:


  1. Menggunakan wadah dari toples bekas, karung goni atau ember yang sudah pecah. Biasanya di rumah banyak benda-benda yang mampu menjadi wadah untuk media tanam. Manfaat ini adalah tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian media tanaman. Jika ada tanah di muka rumah atau pekarangan belakang alangkah lebih murah dan mudah.
  2. Mengumpulkan sampah organic sendiri dan juga dari tetangga atau tukang sampah komplek. Sebaiknya sampah organic di blender atau dipotong kecil-kecil. Hal ini bisa memanfaatkan blender untuk membuat bahan hijauan sisa rumah tangga lebih kecil. Hal ini mempermudah untuk mendapatkan bahan pupuk.
  3. Meletakkan sampah organi dalam wadah yang telah disediakan. Jika berada di tanah maka perlu untuk membuat lubang biopori dengan kedalaman 80 cm atau lebih.
  4. Memberi tanggung jawab untuk masing-masing anggota keluarga. Buatlah kompetisi dan berikan hadiah untuk anggota keluarga yang mampu menjaga dan memelihara tanaman. Barangkali, ini tanaman papa, mama, kakak, adik dan pembantu. Bagaimana teknis dan hadiahnya diserahkan kepada keluarga mana yang lebih baik.
  5. langkah terakhir adalah mendokumentasikan langkah demi langkah dengan membuat foto, catatan harian dan sebarkan di kompasiana, BBM, facebook dan twitter. Maka kita telah ikut serta mengajak kepada kebaikan.
  6. Kalau bibit bisa memanfaatkan bumbu dapur yang dijual oleh penjual sayur keliling diantaranya: bayam, lengkuas, kunyit, jahe, daun bawang, bawang putih, bawang merah.


Kalau untuk budidaya cabe organic skala rumah tangga juga bisa dikerjakan. Insya Allah akan diulas pada tulisan mendatang.

Yuk kita menjaga dan memelihara lingkungan memulai dari rumah tangga sendiri, yuuuuuuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun