Langkah pertama yang dilakukan adalah pembutan Pupuk Organik Majemuk Lengkap dengan kapasitas 3,5 ton material yang terdiri dari Kotoran Sapi Masyarakat, Kotoran Ayam, Dedak halus atau bekatul, Abu sekam dari pembakaran batu bata. Sedangkan untuk pengurai semuanya menjadi pupuk menggunakan Bioteknologi NT 45 seri P yang ditemukan oleh Ir. Darmansyah. Sedangkan Profesor pembimbing teknis lapangan "kami memberikan gelar atas penghargaan dan dedikasi" adalah Drs. Ahmad Gazali. Lama proses pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap adalah 50 jam atau 2 hari tambah 2 jam.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan anti hama organik dari tumbuhan yang berada di sekitar masyarakat. Belajar dari kearifan lokal dan juga hasil riset yang telah teruji. Hal ini mengurangi biaya produksi pertanian ditingkat petani. Untuk mengayun langkah awal dan kedua membutuhkan ayunan lengan berupa manajemen tanam dan analisa kebutuhan pasar.
Aplikasi Pupuk Organik Majemuk Lengkap untuk tanaman padi milik keluarga Mirda Syiwal A.Md dan cabe keriting dengan kapasitas tanam 3.000 batang. Semua baru bergerak mulai, karena tangis langit masih gerimis yang mampu sedikit membasahi bumi dan tanaman.
Dari hasil penggunaan tumbuhan padi kembali memberikan balas jasa dengan menghijaunya daun dan tumbuh secara perlahan menuju hasil yang lebih baik dari pada menggunakan pupuk kimia sintetis. Manfaat lain adalah turunnya biaya produksi pembelian pupuk kimia. Karena biaya pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap 60% lebih efisien. Sedangkan anti hama organik 70% lebih efisien dari pada membeli anti hama kimia sintetis.
Ada kegamangan, apakah ini akan berhasil. Tugas manusia hanya berihktiar dengan keyakinan yang diringi dengan ilmu pengetahuan dan aplikasi yang serentak dayung. Karena persoalan hasil adalah misteri dari yang maha kuasa. Bila berhasil maka syukur menjadi pakaian hidup, bila gagal maka sabar menjadi perisai hidup.
Karena tangis langit memiliki caranya sendiri sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa, maka bagi manusia adalah mengalirkannya sesuai dengan ikhtiar ilmu dan pembelajaran dari alam. Hal ini sesuai dengan pepatah minang Alam Takambang Jadikan Guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H