Salah satu aktivitas masyarakat menambah penghasilan dengan menjual kayu bakar.
Penulis menyemparkan diri untuk mencoba bagaimana membelah kayu. Memang membutuhkan teknik tersendiri untuk bisa menjadi pembelah kayu profesional. Dan di tambah dengan jam terbang yang tinggi.
Ada yang mau mencoba atau memiliki pengalaman boleh nostalgia seperti penulis. Narsis
Selanjutnya perjalanan adalah ke Masjid tertua Bingkudu di Nagari Canduang Koto laweh Kec. Canduang Kab. Agam. Dari Lembah Harau ditempuh dalam jarak 30 KM. Setelah Pasar Baso ada simpang empat, belok kekanan dan naik menuju gunung merapi nan eksotis.
Masjid yang masih memiliki atap ijuk aren. Dengan dinding full kayu dan tiang-tiang dari kayu.
Serta lantai yang masih kayu. Ada kesejukan dan ketenangan ketika dapat melaksanakan solat dan mendekatkan diri. Berwisata sambil menambah keyakinan.
Dan jangan sampai lupa untuk berbagi dengan monyet yang telah jinak dengan pengunjung di Lembah Anai selepas air terjun atau populer disebut dengan "Air Mancua". Diharapkan membawa makanan untuk kawanan monyet, karena banyak monyet yang akan antri mendapatkan jatah makanan. Hampir sama dengan koruptor yang menunggu giliran untuk menikmati pemberian sogok atau suap dari pemilik proyek. Selain rakus dan tidak mau berbagai, he he he [caption id="attachment_199382" align="aligncenter" width="448" caption="Mari Jaga Kebersihan Lingkungan dan tempat parwisata dari sampah"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H