Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Baitul Tamwil untuk Ekonomi Masyarakat Kecil: Sebuah Pengalaman Mengelola BMT

6 Juli 2012   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan terbaru yang diadopsi dalam pembiyaan Baitul Tamwil adalah keikutsertaan pemuka agama dan tokoh masyarakat. Hal ini berupa perjanjian pengumuman bagi nasabah yang ingkar janji dan mengemplang pembayaran.

Dari awal dana kelolaan Rp. 15.000.000,- dalam satu tahun mencapai Rp. 300.000.000,- kunci utama adalah kesamaan pandangan pengelola dan kemampuan manajerial seorang manager. Sedangakan untuk peningkatan gaji menggunakan sistem gaji tetap yang tumbuh seiring dengan laba usaha. Kemudian ditambah pendapatan 30% dari laba bersih usaha setelah dikeluarkan semua biaya. Gaji pertama tahap pengelola Rp. 200.000,- dalam setahun sampai Rp. 700.000,- dan akan tetap berkembang sesuai dengan laba usaha.

Semoga tulisan ini bermanfaat, dan untuk sekarang kenangan itu menjadi pelajaran dalam praktek mengajar dan menginisiasi aplikasi Rankiang Nagari. Sebagai catatan tambahan di wilayah Kab. Agam telah berdiri Baitul Maal wat Tamwil sebanyak 74 Nagari dengan nama BMT Agam Madani hasil inisiator Bupati Aristo Munandar.

Sebagai catatan tambahan, mari memulai meringankan beban ekonomi masyarakat dan pengusaha pemula dengan menghadirkan sistem keuangan yang mudah dan tidak memiliki biaya tinggi. Kegagalan pengembangan usaha pada tingkat mikro adalah tingginya suku bunga atas pinjaman modal yang terkadang tidak masuk akal secara ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun