Apakah Desertasi juga bernasip sama?
Kemudian, Tindakan apakah yang mesti diambil untuk memelihara bayi keabadian yang tergerus oleh busung lapar dan hampir menjadi fosil?
- Penerbitan berkala dalam berbagai saluran. Perpustakaan digital, ulasan jurnal skripsi. Manfaat ini adalah lebih meluas. Penerbitan ini mengikuti kaidah abstrak dan resume penelitian. Jika diberikan secara penuh maka plagiat akan terus merajalela.
- Keberanian pihak akademik kampus untuk konsisten. Kenapa? Jika pihak kampus memberikan ruang untuk menjadikan skripsi, thesis dan desertasi yang melanggar kode etik, maka menggugurkan gelar akademik yang melekat.
- Mengembangkan dan membudakan budaya menulis, riset dalam setiap proses pendidikan. Apakah makalah makalah mahasiswa, riset tugas. Jika budaya tiada, harapan untuk hasil intelektual bermanfaat akan menguap dan menjadi cerita di kuburan intelektual di perpustakaan kampus.
- Menjadikan sebuah buku populer. Sebuah penelitian berbasis penulisan ilmiah memiliki keterbatasan untuk kalangan akademik semata. Maka ia membutuhkan sebuah penulisan ulang dengan model dan gaya bahasa enak dan nikmat dibaca. Seperti ulasan esay, feature dan opini media.
Ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk civitas akademik kampus yang berada dalam ranah dialektika perguruan tinggi.
Teringat selorohan beberapa mahasiswa di Klinik Menulis Universitas Azzahra, "Pak Dosen sudahkah membalas tulisan kami di Kompasiana? mencandai komitmen untuk terus menulis setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H