Penulis adalah orang yang mampu merangkai keabadian dalam lintas zaman. Kita mengenal Rasulullah Saw lewat hadist yang dituliskan dan dihafal serta diwarisi oleh para sahabat. Secara otomatis sahabat ikut terkenal karena mewariskan ucapan agung seorang utusan Allah kepada manusia. Begitu juga dengan para ulama dan ilmuan yang berbicara dan bercerita. Para murid yang dengan tekan menuliskannya, maka para muridpun terbawa oleh ketinggian ilmu sang ulama.
Bagaimana dengan tradisi kita secara pribadi, keluarga dan komunitas maupun organisasi dalam bidang menulis. Apakah telah menjadi sebuah kesukaan untuk mendapatkan pencapaian amal shaleh dan bentuk ibadah dan mendapatkan kebaikan di sisi Allah Swt? Karena bila mendapatkan yang jauh, maka yang dekat-dekat akan mengikut.
Secara sederhana bila ingin ke Sabang dan terus ke marauke, maka kita akan bisa singgah di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, Kupang dan berbagai tempat. Begitu juga menulis dengan tujuan akhir kebaikan yang diberkahi pencipta langit dan bumi. Maka dunia ini akan mengikuti dibelakangnya.
Karena menjadi penulis adalah seorang penjajah dan penjelajah yang dengan cerdas dan cerdik. Mampu membawa kepada ketertindasan yang buruk maupun terbebas dari ketertindasan kebodohan generasi selanjutnya. Sedangkan sebagai seorang penjelajah ia mampu membaca yang telah berlalu dan terkadang memiliki gambaran bagaimana masa depan akan terjadi. Dengan membaca tanda-tanda zaman. Begitulah penulis bekerja.
Maka bagi yang masih ada memakai selimut kabut tidak percaya diri, dikurung malas. Saatnya mengatakan selamat tinggal. Karena sebentar lagi tahun berganti menjadi tahun 2015. Dimana masa Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan. Maka jangan sampai kita menjadi terjajah dan terjelajah oleh penulis negara lain terutama dalam hasil karya tulisan demi tulisan yang bermanfaat dan menginspirasi.
Penulis itu adalah 'penjajah dan penjelajah' lintas zaman dan generasi. Apakah kita bagian dari tradisi generasi ulul albab?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H