Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Implementasi 4 Pilar Bisnis Rasulullah

21 Februari 2015   20:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembilan dari pintu rezki adalah perdagangan (bisnis) HR. Bukhari. Berangkat dari hadist Rasulullah saw, pengusaha muslim menjalankan ibadah dalam mu’amalah. Dengan berdagang dengan prinsip Islam, maka pedagang dari Gujarat, Hadramaut masuk kepulau nusantara. Kemudian disusul oleh etnis tiongkok yang sebagian juga adalah muslim. Hal ini bisa dibuktikan dari berbagai literatur di nusantara. Laksama Chang Ho adalah seorang muslim yang membantu keamanan jalur perdagangan rempah di nusantara.

Dari keyakinan bahwa tangan diatas dan juga mewujudkan fungsi khalifah dimuka bumi, pilihan berbisnis adalah pilihan terbaik untuk dapat mengekplorasi kemampuan dan juga luasnya bumi Allah swt. Akan berbeda dengan orang yang menetap bekerja dalam satu tempat. Ia tetap berada dalam satu tempat sampai akhir hayat. Hal ini dasar dari keberadaan pekerja yang mengerjakan suatu pekerjaan secara terus menerus. Sedangkan seorang pedagang harus melakukan perjalanan untuk menyebarkan barang dagangan.

Bila hanya dalam satu kawasan saja, maka daya produksi dan juga jelajah terhadap barang berkurang atau sempit. Maka seorang pedagang harus membuka ruang baru untuk dapat menyalurkan barang dan mendapatkan keuntungan. Dalam perjalanan juga mendapatkan peluang-peluang usaha yang tidak ada dinegri asal. Berkaca pada kehidupan rasulullah saw sebelum masa kenabian. Beliau adalah pedagang yang memulai dengan magang bersama dengan paman. Kemudian menjalin kemitraan bagi hasil dengan khadijah. Yang kelak menjadi istri beliau.

Empat pilar sifat atau attitude yang kemudian berkembang menjadi sistem bisnis yakni Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh menjadi kredo bagi kesuksesan bisnis sepanjang masa. Shiddiq membentuk perilaku untuk tidak berbuat curang, menjual barang dengan menyatakan realitas barang dagangan, tidak mengurangi takaran atau timbangan. Menjelaskan spesifikasi dan keguanaan barang. Hal ini diadopsi dalam bisnis modren dengan menyatakan spefikasi produk, kadar luarsa dan juga komposisi. Produk yang memiliki komponen shiddiq memiliki umur panjang dan dicari oleh konsumen. Hal ini melahirkan konsumen yang puas dan menjadi pelanggan tetap.

Sedangkan sifat Amanah, menjadikan sistem kerjasama tidak meliputi penipuan, ekploitasi. Dimana Muhammad sebagai bisnisman menerima amanah barang dagangan untuk dijual keberbagai tempat. Sikap amanah ini menciptkan hubungan bisnis yang langgeng antara pemodal dengan yang dimodali. Sikap ini berkembang menjadi budaya hubungan bisnis antara satu badan dengan badan lainnya. Seperti perusahaan yang menghasilkan bagian dari bagian produksi lainnya. Sikap amanah menjadi sistem yang dikembangkan dengan memberikan standar kualitas produk dan juga garansi terhadap kerusakan barang. Perkembangan selanjutnya adalah amanah ini berupa pemberian kerja dan usaha. Sistem amanah ini berkembang menjadi sistem evaluasi kinerja untuk menunjukkan tingkat amanah yang diberikan kepada pengelola.

Sifat Fathanah sebagai pilar kesuksesan bisnis Muhammad saw sebelum masa kenabian. Dikembangkan menjadi kemampuan untuk menciptkan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Tanpa kemampuan untuk mendayagunakan kecerdasan, maka sebuah produk atau jasa akan dimakan zaman. Bila dahulu sarana transportasi menggunakan unta dan kapal dengan kapasitas terbatas. Maka saat ini menggunakan mobil, kapal tanker dan kapal pengangkut dengan kapasitas besar. Termasuk kereta api. Kemampuan kecerdasan ini berkembang menjadi sistem dalam usaha. Hal ini menghantarkan usaha berkembang dan bertahan dari generasi ke generasi. Sedangkan dalam lingkup yang lain, muncul sekolah bisnis yang mengajarkan tentang bagaimana mengembangkan fathanah dalam keuangan, akuntansi, tata kelola usaha dan lainnya.

Sedangkan pilar terakhir adalah tabligh. Kemampuan dalam mengkomunikasikan barang dan membangun relasi bisnis. Disiplin ilmu yang berkembang adalah Komunikasi Bisnis, sedangkan dalam konteks pribadi adalah Komunikasi efektif dan empati. Media marketing dan periklanan adalah sistem yang lahir dari kemampuan tabligh (kecerdasan komunikasi). Tanpa kemampuan komunikasi sebuah produk dan jasa, maka pedagang tidak mampu menyakinkan pemakai untuk membeli dan memanfaatkan barang yang telah diproduksi.

Pengembangan empat sifat yang menjadi sistem bisnis, mampu menghantarkan setiap orang dan badan usaha menjadi kekuatan. Hal ini melahirkan hubungan harmonis antara pedagang dengan konsumen, antara pengusaha dengan pekerja dan akhirnya menjadi keunggulan bersama suatu entitas bisnis. Hal ini yang dikembangkan dalam sistem bisnis pengelolaan Pujasera Koperasi karyawan STIE Indonesia Banking School yang beralamat di Jl. Kemang Raya no. 35.

Koperasi yang diinisiasi oleh beberapa dosen dan karyawan mengelola asset berupa tempat penjualan makanan dan minuman. Salah satu kounter dagangan dikelola oleh Koperasi karyawan STIE IBS. Sistem pengelolaan diamanahkan kepada 5 orang. Tiga orang bertugas dalam mengelola penjualan aneka juz, minuman kemasan dan seduh. Sedangkan dua orang lain bertugas sebagai team cleaning servive dan pas boy. Untuk dapat memaksimalkan peluang konsumen yakni mahasiswa, dosen, karyawan dari STIE Indonesia Banking School dan LPPI, maka manajemen Koperasi Karyawan dituntuk untuk dapat menerapkan empat dasar sifat Shiddiq, Amanah, Fathanah, Tabligh menjadi sebuah budaya bisnis bersama dalam mengelola Pujasera berbudaya unggul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun