Cangkeman wae!!!!!
Termasuk keterbelalakan teman saya sekelas dia mahasiswi yang berasal dari Thailand. Dia terheran dengan keribetan yang saya lakukan. Ndak masalah! Yang terpenting, saya berhasil membelalakkan mata orang luar negeri dengan kegiatan remeh nan asyik yang saya lakukan. Sekaligus menarik perhatian orang yang anti rokok untuk mau menengok dan membelai slepi modern (tempat tembakau) saya. Akhirnya, dia upload ke Ig Story. Promosi budaya pun terjadi. Hehehehe!
Saya beralih ke tingwe bukan karena kenaikan cukai yang banyak diperbincangkan. Namun, karena seni dan kemandirian. Proses bagi saya adalah sebuah keniscayaan dalam hidup.Â
Begitu pula dalam merokok. saya harus merasakan jarih payah para perkeja pabrik rokok. Saya pun harus belajar eksperimen bagaimana cara menemukan cita rasa yang uenak dalam sebatang rokok. Yang kata teman saya, rokok itu bagaikan jembatan siratal mustaqim.
         Ujungnya adalah neraka bagi para pendosa
        Pangkalnya adalah surga bagi para pendoa
Slepi modern ini selalu saya bawa kemana-mana. Saya tawarkan kepada siapa saja yang ingin merokok sekaligus menularkan ketrampilan yang hampir punah ini.Â
Kebanyakan, ya jarang yang mau! Bukan tak mau rokoknya, tapi tak mau saya suruh buat sendiri. Yah! Dunia kita memang telah berubah menjadi dunia instan. Filosofi proses mulai ditinggalkan. Maunya praktis dan serba instan.
Saya hanya ingin menyampaikan, pandanglah saya dari sisi filosofis proses. Bukan pada keanehan kotak ajaib saya ini. Saya hanya ingin menikmati indahnya dunia melalui ciptaan Tuhan yang penuh kenikmatan ini. Saya hanya ingin mempergunakan keringat saya untuk mencapai sublimasi keindahan dan sedapnya siratal mustaqim ini.
Karena, saya hanyalah seorang pendoa miskin yang berharap kepulan asap saya menembus langit dan menyampaikan segala harap saya kepada Tuhan Yang Maha Esa! Bahwa saya ingin balikan sama pacar!!!!! huhuhuhu.
Frengki Nur Pratama Mahasiswa Magister Ilmu Susastra Undip, Komunitas Sastra Langit Malam, Komunitas Sraddha Sala.