Di era digital ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang serba modern, pendidikan bukan lagi hanya tentang mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Saat ini, digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita belajar dan mengajar. Dalam konteks ini, pragmatisme sebagai aliran filsafat yang menekankan pada aplikasi praktis dari ide dan teori, menjadi semakin relevan. Pragmatisme menuntut kita untuk fokus pada solusi konkret yang bisa diterapkan dalam aspek kehidupan, sehingga tidak hanya sekedar pemahaman konsep saja. Pragmatisme dalam pendidikan di zaman modern membuka peluang bagi inovasi dalam proses belajar mengajar.
Artikel ini akan membahas bagaimana pragmatisme dapat diterapkan dalam konteks pendidikan di zaman modern, dengan menyoroti pengaruhnya terhadap metodologi pengajaran, kurikulum, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, dan mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip pragmatisme dapat membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan efektif untuk generasi masa depan.
Pragmatisme dalam Pendidikan
      Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat yang menekankan pentingnya manfaat praktis dan pengalaman bermakna. Pendidikan berupaya untuk membentuk pola pikir manusia dan meningkatkan kualitas diri sehingga bermanfaat dalam kehidupan. Dalam hal ini, pragmatisme menekankan pendidikan pada hasil konkret dan kebermanfaatan pengetahuan dalam kehidupan dengan proses yang memperhatikan kebutuhan siswa, fleksibilitas, dan kebebasan berkreasi. Menurut Satiri, et al. (2024) pragmatisme lebih berfokus pada aktivitas faktual dalam menciptakan pengalaman yang lebih bermakna dalam kehidupan atau pendidikan. Pendidikan yang diperoleh berupaya untuk mempersiapkan kualitas diri dalam menghadapi perkembangan zaman.
Relevansinya dalam Pembelajaran di Sekolah
Pragmatisme dalam proses pembelajaran mendorong dan memberikan kesempatan siswa belajar dengan berbasis pengalaman, relevansi dengan kehidupan nyata, dan pemecahan masalah secara praktis. Dalam konteks pendidikan modern, pragmatisme berperan sebagai panduan untuk menciptakan sistem yang fleksibel, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Sebagai pendekatan yang mengutamakan kegunaan praktis, pragmatisme mendorong pendidikan untuk lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa serta perkembangan teknologi. Dengan demikian, pendekatan ini bukan hanya menjawab tantangan masa kini, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang terus berubah.
Pragmatisme dalam Menciptakan Pembelajaran Relevan dan Efektif
Pragmatisme menawarkan pendekatan pendidikan yang relevan, fleksibel, dan berbasis solusi. Melalui penekanan pada pengalaman langsung dan pemecahan masalah nyata, sistem pendidikan dapat lebih efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata. Dalam filosofi pendidikan pragmatisme, kurikulum tidak hanya dilihat sebagai sekumpulan materi yang harus diajarkan kepada siswa, melainkan sebagai alat untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi tantangan kehidupan nyata.
Implikasi pragmatisme dalam mendorong sistem pembelajaran yang semakin baik terlihat dari beberapa hal, seperti pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang lebih aktif dan menekankan pemahaman faktual. Pembelajaran yang bisa dilakukan lebih menekankan berbasis kasus (PBL), projek (PjBL), kolaborasi, dan pengalaman konkret. Siswa diajak terjun secara langsung dalam proses eksplorasi pengetahuan dan pemecahan masalah, seperti mengunjungi museum bersejarah, kunjungan ke alam (lingkungan), pusat penelitian, dan kunjungan ke lembaga (organisasi). Siswa dituntun untuk memahami permasalahan secara kontekstual, dimana siswa juga diberikan kebebasan dalam mengerjakan tugas sesuai gaya belajarnya. Siswa menjadi aktif dan terlibat dalam proses membangun konstruksi pengetahuan. Pragmatisme menyatakan bahwa hal-hal sentral seperti kebutuhan dan minat siswa sangat penting untuk diperhatikan dalam mendukung proses pembelajaran (Istiqomah, 2022).
Penerapan pragmatisme dalam proses pembelajaran juga dilakukan dengan menciptakan kolaborasi antar siswa, sehingga menumbuhkan keterampilan kritis dan kreatif dalam menghadapi permasalahan untuk mendapat pemahaman bermakna dan mendalam. Guru atau pendidik berperan mengarahkan (fasilitator) dan memfasilitasi proses belajar siswa untuk menjadi pembelajar aktif yang mampu menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata. Menurut Heeng, et al. (2022) guru berperan sebagai pembimbing dan mediator dalam proses interaksi yang kondusif dan edukatif, sehingga membantu peserta didik untuk mengembangkan diri sebagai manusia yang cerdas dan terampil.
Digitalisasi dalam Mempersiapkan Pembelajaran Masa Depan
Digitalisasi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara kita belajar dan mengajar. Dalam pendidikan, pendekatan pragmatisme menjadi semakin relevan di era digital karena menekankan pada kebermanfaatan, pengalaman nyata, dan solusi praktis terhadap tantangan kehidupan. Pada proses dan kegiatan belajar, siswa bisa dilibatkan dalam penggunaan simulasi virtual berbasis kontekstual dalam praktiknya. Proses belajar bisa lebih adaptif, dimana banyak sekali platform dan aplikasi pembelajaran yang berkembang dan bisa dimanfaatkan, seperti seperti google classroom, gamifikasi (berbasis game), dan Khan Academy atau Duolingo untuk membantu siswa dalam belajar sesuai perbedaan kognitif dan karakteristik siswa dengan gaya belajar yang berbeda. Peningkatan kolaborasi siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat-alat digital berupa google meet atau zoom yang saat ini sangat berkembang pesat. Memaksimalkan teknologi dalam pembelajaran akan mendukung produktivitas dan kolaborasi sesuai pembelajaran pragmatisme yang diharapkan.
Meskipun demikian, pragmatisme sering dihadapkan pada kendala penyelaraskan kebutuhan praktis dengan idealisme pendidikan sehingga perlu diperhatikan, terutama di tengah tekanan sosial, ekonomi, dan politik yang menuntut hasil cepat dan terukur.
Daftar Rujukan/Pustaka:
Heeng, G., Zega, Y.K., Pandie, R.D.Y., & Gea,K. 2023. Implementasi Filsafat Pragmatisme William James dalam Proses Pendidikan Agama Kristen, Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 4(1): 132-151.
Istiqomah, M., Zahru, F.A., Fadhilaturrahmah, N.W. 2022. Implikasi Aliran Pragmatisme dalam Pendidikan, Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Vol 16(2): 122-126.
Satiri, Hasani, A., Nulhakim, L., Ruhiat, Y., & Hadi, C.A. 2024. Filsafat Pendidikan Pragmatisme: Sebuah Analisis tentang Teori Pragmatisme dalam Pendidikan, Journal Of Social Science Research, Vol 4(3): 5262-5272.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI