Mohon tunggu...
Sang Nyoman Putra Darma
Sang Nyoman Putra Darma Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang gemar membaca dan mengeksplorasi pemahaman terkait pendidikan. Bagi saya, pengetahuan sangat penting dalam membentuk jati diri yang sebenarnya dengan kedisiplinan, kreativitas, inovasi, dan aksi nyata yang terus dilakukan ke arah positif. Pendidikan membuka wawasan menuju jendela kehidupan menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pragmatisme dalam Konteks Pendidikan di Zaman Modern

5 Desember 2024   17:12 Diperbarui: 5 Desember 2024   17:46 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pragmatisme dalam Pembelajaran (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di era digital ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang serba modern, pendidikan bukan lagi hanya tentang mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Saat ini, digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita belajar dan mengajar. Dalam konteks ini, pragmatisme sebagai aliran filsafat yang menekankan pada aplikasi praktis dari ide dan teori, menjadi semakin relevan. Pragmatisme menuntut kita untuk fokus pada solusi konkret yang bisa diterapkan dalam aspek kehidupan, sehingga tidak hanya sekedar pemahaman konsep saja. Pragmatisme dalam pendidikan di zaman modern membuka peluang bagi inovasi dalam proses belajar mengajar.

Artikel ini akan membahas bagaimana pragmatisme dapat diterapkan dalam konteks pendidikan di zaman modern, dengan menyoroti pengaruhnya terhadap metodologi pengajaran, kurikulum, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, dan mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip pragmatisme dapat membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan efektif untuk generasi masa depan.

Pragmatisme dalam Pendidikan

            Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat yang menekankan pentingnya manfaat praktis dan pengalaman bermakna. Pendidikan berupaya untuk membentuk pola pikir manusia dan meningkatkan kualitas diri sehingga bermanfaat dalam kehidupan. Dalam hal ini, pragmatisme menekankan pendidikan pada hasil konkret dan kebermanfaatan pengetahuan dalam kehidupan dengan proses yang memperhatikan kebutuhan siswa, fleksibilitas, dan kebebasan berkreasi. Menurut Satiri, et al. (2024) pragmatisme lebih berfokus pada aktivitas faktual dalam menciptakan pengalaman yang lebih bermakna dalam kehidupan atau pendidikan. Pendidikan yang diperoleh berupaya untuk mempersiapkan kualitas diri dalam menghadapi perkembangan zaman.

Foto Pembelajaran Berdiferensiasi dan Guru sebagai Fasilitator (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Pembelajaran Berdiferensiasi dan Guru sebagai Fasilitator (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Relevansinya dalam Pembelajaran di Sekolah

Pragmatisme dalam proses pembelajaran mendorong dan memberikan kesempatan siswa belajar dengan berbasis pengalaman, relevansi dengan kehidupan nyata, dan pemecahan masalah secara praktis. Dalam konteks pendidikan modern, pragmatisme berperan sebagai panduan untuk menciptakan sistem yang fleksibel, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Sebagai pendekatan yang mengutamakan kegunaan praktis, pragmatisme mendorong pendidikan untuk lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa serta perkembangan teknologi. Dengan demikian, pendekatan ini bukan hanya menjawab tantangan masa kini, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

Pragmatisme dalam Menciptakan Pembelajaran Relevan dan Efektif

Pragmatisme menawarkan pendekatan pendidikan yang relevan, fleksibel, dan berbasis solusi. Melalui penekanan pada pengalaman langsung dan pemecahan masalah nyata, sistem pendidikan dapat lebih efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata. Dalam filosofi pendidikan pragmatisme, kurikulum tidak hanya dilihat sebagai sekumpulan materi yang harus diajarkan kepada siswa, melainkan sebagai alat untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi tantangan kehidupan nyata.

Implikasi pragmatisme dalam mendorong sistem pembelajaran yang semakin baik terlihat dari beberapa hal, seperti pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang lebih aktif dan menekankan pemahaman faktual. Pembelajaran yang bisa dilakukan lebih menekankan berbasis kasus (PBL), projek (PjBL), kolaborasi, dan pengalaman konkret. Siswa diajak terjun secara langsung dalam proses eksplorasi pengetahuan dan pemecahan masalah, seperti mengunjungi museum bersejarah, kunjungan ke alam (lingkungan), pusat penelitian, dan kunjungan ke lembaga (organisasi). Siswa dituntun untuk memahami permasalahan secara kontekstual, dimana siswa juga diberikan kebebasan dalam mengerjakan tugas sesuai gaya belajarnya. Siswa menjadi aktif dan terlibat dalam proses membangun konstruksi pengetahuan. Pragmatisme menyatakan bahwa hal-hal sentral seperti kebutuhan dan minat siswa sangat penting untuk diperhatikan dalam mendukung proses pembelajaran (Istiqomah, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun