Sadar tidak sadar, ketidaksadaran mempertuhankan uang kian merajalela di tengah kehidupan masyarakat dan negara kita. Bagaimana mungkin para petinggi negara yang terhormat dengan kedudukan, pencapaian jenjang karir yang gemilang, profesionalisme bidang keilmuannya, dan segala pencapaian prestasi hidup yang luar biasa, namun seringkali dipuncaki dengan kehancuran akibat praktik suap-menyuap, makelar hukum, termasuk tindakan korup dan penyalahgunaan fasilitas negara. Belakangan kita tentu saja sangat prihatin dengan penangkapan tangan beberapa petinggi negara kita yang melakukan praktik-praktik suap-menyuap yang merugikan negara, terutama juga melukai rasa keadilan rakyat yang hidup dalam suasana pas-pasan bahkan serba kekurangan. Tidak tanggung-tanggung nilainya melebihi hitungan milyaran rupiah pada setiap kasusnya.
Apakah selamanya kita akan turut diam dan bungkam? Tidak sedulur, setidaknya kita masih memiliki kekuatan doa untuk mengetuk pintu hati-Nya agar menolong negara kita! Kembalilah kepada Tuhan Yang Sejati. Uang hanyalah sarana jalan menuju kebahagiaan. Uang bukanlah segala-galanya dalam pergerakan roda kehidupan duniawi ini. Jagalah martabat dan akhlak kita terhadap makhluk Tuhan yang bernama uang tersebut. Jika tidak? Yo wis, monggo modaro! Silakan menikmati keabadian penderitaan hidup!
Ngisor Blimbing, 6 Oktober 2013
Gambar Akil Muchtar diambil dari sini.
Gambar Rudi Rubiandini didapat dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H