Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kembang Lambe Sekar Tidar

28 November 2012   00:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Karyadi tersenyum ngleges. Dengan tenang ia mulai menjelaskan, “Jadi memang di akhir tahun kemarin pemrentah telah melancarkan program kota kita sebagai kota sejuta bunga. Inginnya sih pemrentah dengan didukung warganya, membenahi dan menata kembali taman-taman yang ada dengan kekembangan yang baru. Nah harapannya, kota ini kelak akan berseri warna-warni dengan kekembangan itu. Dengan begitu akan semakin banyak wisatawan maupun investor yang datang dan menambah pendapatan daerah kita.”

Lha nek sejuta kembang itu apa ya lahan untuk menanam di seluruh wilayah kota yang tergolong kecil ini mencukupi Den Mas? Terus nantinya apakah kota ini sekedar memiliki banyak kekembangan ataukah juga menjadi produsen bunga hias atau bunga potong, ngoten lho?” tanya Pakdhe Blongkang tak kalah seriusnya.

Wah nek soal wilayahnya cukup atau nggak ya bukan bagian saya yang bisa menjawabnya Pakdhe! Itu Dinas Pertamanan pasti sudah memperhitungkannya. Nek soal kota ini mengarah menjadi kota penghasil kembang, kok kayaknya juga masih sangat jauh. Sing penting itu taman kita hijaukan dulu, berseri dulu!” jawab Mas Karyadi sekedar ngeles.

Pakdhe Blongkang sekedar unjal ambegan mendengar jawaban abdi dalem yang diharapkannya lebih mengerti persoalan dan dapat menjelaskan isu yang menjadi kembang lambe itu dengan lebih gamblang dan tuntas. Sebenarnya ia ingin bertanya juga, apakah mungkin pemrentah juga nantinya membangun sebuah pasar khusus untuk kekembangan. Jadi harapannya program itu bisa menggerakkan ekonomi masyarakat secara langsung. Sebagai seorang warga masyarakat, sebenarnya ia ingin tahu program pemrentah yang tengah jadi kembang lambe itu dan peran apakah yang bisa ia sumbangkan untuk turut mensukseskannya. Sesungguhnya iapun turut prihatin dengan perkembangan isu yang justru berkembang tentang “bunga uang”, bunga bank, “bunga pajak”, “bunga korupsi”, “bunga suap”, “bunga mark up”dan bunga-bunga yang lain yang justru keluar dari konteks persoalan.

Sebuah program pemrentah, katakanlah atas nama pembangunan dan demi kemajuan bersama, semestinya disosialisasikan dengan baik ke tengah warga masyarakat. Dengan pemahaman yang benar dan mendalam, sebuah program yang baik dan pro rakyat pasti akan didukung secara luas karena masyarakat merasa handarbeni, turut memiliki dan merasa bertanggung jawab untuk turut mensukseskan program tersebut. Jamannya jaman informasi, masyarakat menuntut keterbukaan dan transparansi informasi. Pemrentah tidak dapat berjalan seorang diri jika tidak mau dinilai menciptakan program hanya sekedar untuk menghabiskan anggaran di akhir tahun. Kepripun kelanjutan program sejuta bunga itu di awal tahun ini, rakyat tentu ingin tahu juga to?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun