Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Blogging For Life

20 November 2012   06:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2012, ada sebuah tawaran pekerjaan yang sempat menggoda perjalanan aksi sosial Mbak Sily. Ia mendapatkan tawaran menjadi seorang site manajer di sebuah perusahaan dengan imbalan gaji dan fasilitas yang sangat menggiurkan. Akhirnya Mbak Sily menapai dunia kerja dan semakin mengen dorkan kegiatan sosialnya. Pada suatu sore ada seseorang yang menelponnya. Beberapa kali sempat tidak diangkat, akhirnya dengan berat hati iapun menjawab telepon yang masuk. Dengan nada memohon, suara di seberang line sangat mengharapkan bantuan Mbak Sily untuk mencarikan pendonor darah bagi saudaranya yang tengah menjalani operasi di rumah sakit. Mbak Sily hanya bisa menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak aktif lagi mengurusi hal itu. Teleponpun ditutup.

Selepas menutup telepon, timbul dilematika yang membebani pikirannya. Antara ingin membiarkan permintaan bantuan itu dan ada rasa sesal sedkit kenapa ia membiarkan orang yang tengah membtuhkan bantuannya. Pikirannya menjadi gelisah dan tidak tenang. Akhirnya menjelang pukul sepuluh malam, ia memberanikan diri menelepon balik nomor telepon yang sebelumnya telah menghubunginya. Dengan penuh keraguan, ia menanyakan apakah gerangan orang yang meminta bantuannya sudah mendapatkan bantuan donor darah atau belum. Jika belum tentu ia akan berusaha mencarikan bantuan donor darah. Namun sungguh seribu sayang, sesal kemudian tiada berguna. Ternyata ia mendapatkan jawaban bahwa si sakit sudah meninggal dunia karena tidak sempat mendapatkan bantuan donor darah.

Seperti disambar petir, pikiran Mbak Sily ditikam rasa bersalah yang sangat mendalam. Rasa bersalah itu dibawanya hingga beberapa hari dan sempat berlarut-larut untuk kemudian sedikit demi sedikit menipis seiring berlalunya sang waktu. Namun dua bulan berikutnya terjadi kejadian yang sangat mengguncang jiwanya. Di tengah kesibukannya sebagai manajer, ia dikabari ibundanya mengalami pendarahan dalam sehingga muntah darah. Sang ibundanya harus segera menerima transfusi darah. Akan tetapi Mbak Sily dikabarai hal tersebut dalam keadaan mendadak.

Upaya mencari pertolongan donor dilakukan dengan menyebarluaskan informasi tersebut melalui jaringan saudara dan teman-teman Mbak Sily, baik offline maupun online. Namun waktu berjalan sangat cepat dan seakan tidak mau kompromi. Baru berjalan dua jam semenjak Mbak Sely diberitahu kondisi sakit ibundanya dan berusaha mencari bantuan donor darah, ternyata Yang Maha Kuasa berkehendak lain dengan memanggil ibundanya untuk selama-lamanya. Betapa Mbak Sily merasa ini seakan sebagai peringatan yang sangat keras dari Tuhan.

Kepergian sang ibunda akibat kasus kekurangan darah yang tidak tertolong karena ketiadaan persediaan kantong darah menjadikan Mbak Sily terpukul dan akhirnya memutuskan diri keluar dari pekerjaannya sebagai site manajer. Semenjak itu hidup Mbak Sily didedikasikan untuk menggalang kepedulian donor darah melalui aksi di dunia maya dan nyata. Di blog maupun jaringan social media yang lain, ia membuat postingan-postingan yang menggugah masyarakat untuk peduli dengan aksi donor darah. Lewat dunia maya pula ia banyak menjadi perantara saudara-saudara yang membutuhkan bantuan donor darah.

Tuhan pastinya Maha Adil, melalui gaung kegiatan yang banyak diposting di dunia maya mengundang perhatian Google Crome Singapura yang sangat tertarik dengan sepak terjang seorang ibu rumah tangga biasa yang melakukan aksi sosial kemanusiaan melalui pendayagunaan dunia maya. Bukan tanpa basa-basi, Google Crome Singapura bahkan memberikan penghargaan Wealth Heroes atas dedikasi dan kerja sosial Mbak Sily. Semenjak itu, banyak perusahaan yang menggunakan ikon dan brand image yang dimiliki Mbak Sily untuk promosi produk ataupun kegiatan CSR mereka. Inilah jalan rezeki baru bagi Mbak Sily.

Pelajaran penting dari kisah di atas diantaranya bahwa untuk berbuat baik dengan melakukan kerja sosial demi kepentingan masyarakat luas tidaklah harus dilakukan saat seseorang sudah kaya, sudah sukses, sudah berkemampuan, bahkan sesudah tua di masa pensiun. Yakinlah bahwa masalah rezeki sudah diatur oleh Tuhan lewat jalan manapun yang seringkali bahkan tidak pernah bisa kita duga. Lakukan yang terbaik untuk lingkungan kita!

Foto Mbak Silly diambil dari sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun