Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Muntilan Dalam Layar Lebar

5 November 2012   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya juga seoarang bocah yang terdidik dari lingkungan keluarga yang sederhana dan seadanya, maka makan di restoran padang adalah sebuah keistimewaan yang hanya sekilas melintas di angan-angan. Bagaimana mungkin makan di restoran padang, kan makanan di sana semuanya mahal-mahal. Lagi pula di restoran padang, setahu Agus, berpiring-piring makanan enak dihidangkan semua di atas meja dan harus dibayar. Perkiraan Agus, jika satu piring makanan seharga sepuluh ribu ruiah, maka jika di atas meja terhidang 12 piring, tentu bukan sebuah angka rupiah yang kecil bagi ukuran keluarganya. Tentu saja cerita Agus dengan cita-cita sederhananya ini banyak dicemooh dan ditertawakan oleh teman-teman sekelasnya.

Bukanlah anak istimewa jika persoalan cita-cita hanya sampai di angan-angan dan pikiran. Agus adalah seorang anak gemblengan alam Merapi, oleh karena itu ia sangat menjunjung tinggi pikiran, ucapan, hingga tindakan tingkah lakunya. Oleh karena itu cita-cita makan di restoran padang bukanlah sebuah gurauan dan khayalan, namun harus diwujudkan menjadi kenyataan. Dan untuk itu diperlukan uang yang bagi keluarga Agus tidaklah mudah untuk mendapatkannya. Tekad itu semakin terasa membara di dada Agus setelah ia juga mendapatkan petuah dari Mbah Tapak bahwa sebuah cita-cita tidak hanya sekedar bisa “ditulis” tetapi harus bisa diwujudkan.

Akhirnya Agus memulai langkah untuk meraih cita-citanya dengan menabung dalam bumbung bambu. Ketika dikritik teman-teman bahwa kalau ingin menabung seharusnya membeli celengan terlebih dahulu, Agus hanya memberikan jawaban dari logika sederhana, “kalau mesti beli celengan bukankah harus mengeluarkan uang, lalu apa yang nantinya akan ditabung di celengannya?”

Pedukuhan damai di sekitar kota Muntilan, dengan seribu satu sudut keindahannya tersaji sangat apik dalam alur cerita sederhana namun sangat menyentuh perasaan penonton. Hidup kembali kepada kepasrahan menjalani perjalanan hidup, inilah pesan kuat yang membuat semua orang akan terpikat oleh sensasi pengembaraan jiwa. Betapa sebenarnya sebuah kompleksitas permsalahan hidup manusia senantiasa berawal dari sebuah pijakan pemikiran yang ruwet bin rumit dan tidak membumi.

Selamat menikmati panorama Muntilan melalui sebuah film layar lebar. Tidak saja kenangan dan kesan tentang sebuah kota kecil di tepian gunung Merapi, namun Cita-cita Setinggi Tanah menghadirkan sebuah pembelajaran hidup yang sangat bermakna.

Pemain Film Cita-citaku Setinggi Tanah (CCST):

  • M Syihab Imam Mutaqqin Sebagai Agus
  • Dewi Wulandari Cahyaningrun Sebagai Sri/Mey
  • Rizqullah Maulana Daffa Sebagai jono
  • Iqbal Zuhda Irsyad Sebagai Puji
  • Agus Kuncoro Sebagai Bapak Agus
  • Nina Tamam Sebagai Ibu Agus
  • Iwuk Tamam Sebagai Nenek Agus
  • Donny Alamsyah Sebagai Pegawai restoran Padang
  • Luh Monika Sokananta Sebagai Bella (Ibu Sri)

Link artikel terkait: http://www.antaranews.com/berita/336709/perjuangan-di-dalam-cita-citaku-setinggi-tanah http://rollingstone.co.id/read/2012/10/02/155125/2052743/1093/cita-citaku-setinggi-tanah-film-perdana-sutradara-video-musik-eugene-panji http://www.haloberita.com/cita-citaku-setinggi-tanah-synopsis.html# http://www.haloberita.com/cita-cita-dari-sudut-pandang-berbeda-ccst.html http://www.haloberita.com/gala-premier-film-cita-citaku-setinggi-tanah.html Foto-foto diambil dari: http://cirerare.blogspot.com/2012/10/behind-scene-film-cita-citaku-setinggi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun