Seorang presiden didudukkan sebagai presiden, karena harapan rakyat ia mampu mengemban tugas besar sebagai presiden. Jikalaupun presiden ingin mengekspresikan jiwa seninya, berkaryalah secara elegan sebagaimana kapasitas seorang negarawan dalam berkesenian. Seninya seorang presiden adalah seni demi kepentingan negara, bukan seni pencitraan sesaat. Pekerjaan pokok seorang presiden adalah sebagai politikus. Seorang politikus disebut politikus karena ia mengerjakan pekerjaan politik, bukan karena ia berkesenian. Semua profesi memiliki ladangnya masing-masing, jangan terkesan presiden menggusur ladang kaum seniman sejati!
Akan lebih tepat bila presiden menguasai seni merumuskan visi misi negara ke depan, seni merencanakan program pembangunan, seni menegakkan hukum, seni meratakan keadilan ekonomi, seni membina stabilitas dan keutuhan negara, seni mengentaskan kemiskinan, seni memerangi kebodohan, seni memberantas korupsi. Seni-seni tersebut adalah seni yang harus dikuasai seorang pemimpin besar yang diharapkan mampu memajukan setiap sektor kehidupan negara. Bukan hanya seni menyusun syair untuk sekedar pencitraan diri dan dinasti. Dan tokh tidak banyak rakyat yang mengerti dengan lagu-lagu SBY, dan menganggapnya menjadi penting! Ada prioritas yang lebih prioriti untuk dilakukan oleh seorang presiden! Semua harus empan papan, proporsional sesuai kedudukan, terlebih kepatutan konteks ruang dan waktu yang tepat. Seni tidak sekedar air seni!
Lor Kedhaton, 4 November 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H