Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Hari Satu Kebaikan

9 Desember 2014   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu lagi catatan poin penting dari Kompasianival 2014 yang disampaikan oleh Kemenhub Ignasius Jonan yang hampir terlupakan untuk dituliskan kembali. Di akhir sambutan pidato pembukaan kopdaran blogger terbesar di sepanjang tahun 2014 ini, beliau menghimbau kepada setiap insane warga negara Indonesia, khususnya para Kompasianer yang hadir, untuk turut melakukan Aksi untuk Indonesia. Benar-benar aksi nyata! Bukan lagi sekedar isapan jempol ataupun jargon kosong. Caranya bagaimana? Satu hari, satu kebaikan. Satu hari, satu kebaikan? Maksudnya bagaimana ya? Setiap warga negara merupakan komponen yang sangat penting dalam maju atau mundurnya sebuah negara. Meskipun pemerintah memiliki perangkat aparat, system birokrasi, sarana dan prasarana penunjang untuk melaksanakan program-program pembangunan, tetapi tidak aka nada artinya sama sekali tanpa dukungan penuh dari setiap warga negara. Contohnya, kita semua sepakat, pemerintah juga mengagendakan betapa pentingnya soal memelihara kebersihan lingkungan. Pemerintah memiliki perangkat untuk menangani masalah ini. Ada tenaga kebersihan, ada sarana tempat sampah, ada gerobak hingga mobil sampah, termasuk lokasi pembuangan sementara dan akhir sampah. Tetapi semua itu sungguh sia-sia jika setiap individu masyarakat membuang sampah sembarangan. Ya di got, di sungai, di jalanan, intinya semau wudelnya dhewe. Akibatnya ya sampah bertebaran dimana-mana. Got-got, saluran air, hingga sungai menjadi mampet dan menebar bau tak sedap. Belum lagi soal banjir yang mengancam setiap saat. Belum juga penyakit dan berbagai gangguan kesehatan akan timbul. Intinya setiap hal yang besar hanya bisa dicapai jika hal-hal yang kecil sudah beres terlebih dahulu. Perumpamaan lagi soal transportasi. Semua orang ingin menikmati transportasi yang lancar, cepat, aman, dan nyaman untuk mencapai tempat tujuan. Tidak ada macet, tidak ada copet, tidak berdesak-desak, tidak mandi keringat, selalu on time, dlsb. Bagaimana hal ini bisa tercapai jika jalanan yang sudah terbatas lebar dan panjangnya, tetapi masing-masing dari kita justru kemana-mana inginnya dengan kendaraan pribadi? Yang terjadi ya pastinya jalanan tidak akan mampu menampung semua kendaraan. Walhasil kemacepatan menjadi santapan masyarakat di perkotaan sehari-hari. Untuk soal kemacetan ini. Seumpama masing-masing warga kota sadar bahwa kamacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi, mungkinkah kemudian kita mau bersama-sama beralih kepada sarana transportasi massal? Tentu saja hal ini harus dibarengi dengan kesigapan pemerintah untuk membangun dan mempersiapkan sarana dan prasarana transportasi massal yang lebih ideal. Tetapi untuk mencapai ke sana tentu saja perlu waktu. Nah, sementara menuju waktu itu, maukah masyarakat sedikit “berpuasa” dengan berbagai ketidaknyamanan sementara sebagai konsekuensi proses pembangunan sarana transportasi massal yang tengah berlangsung? Inilah hal-hal kecil yang bisa dilakukan oleh setiap orang dan akan berpengaruh besar terhadap kemaslahatan bersama. Kembali kepada ajakan Pak Jonan, satu hari satu kebaikan. Kebaikan, betatapun kecilnya, yang dilakukan oleh setiap individu akan tergabung menjadi sebuah kebaikan bersama yang memiliki kekuatan sangat luar biasa. Taruhlah setiap orang setiap harinya tidak membuang sampah sembarangan, maka ada 200 juta nilai kebaikan yang terjadi dalam satu hari. Bukankah hal ini tentu saja akan sangat memudahkan petugas sampah, pengangkut sampah, hingga pengelolaan sampah secara keseluruhan? Tidak usah muluk-muluk, satu kebaikan saja setiap hari. Tidak usah jauh-jauh dan mulailah dari diri sendiri. Bangun pagi, berbenah diri, taat beribadah, disiplin waktu, bekerja dengan baik, dlsb. Yakinlah bahwa kebaikan-kebaikan yang serba kecil itu akan terkumpul bersama menjadi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara. Ini merupakan kekuatan aset pembangunan yang sangat luar biasa. Sebagaimana ajaran dalam berbagai agama, bahwasanya Tuhan lebih menyukai terhadap perbuatan kebaikan meskipun kecil tetapi yang dilakukan secara teratur atau istiqomah. Keteraturan pribadi ini akan menjelma menjadi keteraturan bersama, keteraturan rumah tangga, keteraturan masyarakat, bangsa dan negara. Sebuah efek berantai kebaikan yang akan membawa dunia juga kepada kondisi kebaikan. Ingat, satu hari satu kebaikan. Biarpun kecil, tetapi lakukanlah dengan teratur dan disiplin. Lihatlah apa yang akan terjadi!

Lor Kedhaton, 9 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun