Mohon tunggu...
Puisi

Bagaikan Rembulan Malam

12 Juni 2017   03:53 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:36 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hey rembulan malam,

Ku ingin bercerita. Cerita yang bukan sekedar bercerita Tatapi cerita tentang Bidadari Dunia ku

Rembulan malam,

Ketahuilah tak ada hal yang bisa menguatkanku  untuk kekuatan sebesar ini

Tak ada yang bisa menjadi sandaran sekokoh  ini, sekalipun tembok besar yang ada di cina

Rembulan malam,

Tak ada hal yang mampu  membuatku mampu mengeluarkan air mata selain cerita ini,

Tak ada tissue yang selalu mampu untuk meredahkan tangisanku melebihi sekali sapuan tangan indahnya

Rembulan malam,

Ku ingin bercerita betapa ku mencintai dan menyanginya

Babby sister  manapun tak akan bisa menandingi tertibnya dalam menjaga dan merawatku

Rembulan malam

Tahukah engkau  Senyumanya adalah senyuman paling indah di dunia

Perkataanya adalah perkataan paling keramat di dunia yang bisa buatku masuk kenerakanya ALLAH

Perkataan paling ampuh untuk memasukan ku ke jannahnya

Rembulan malam,

Tahukan kau, aku tanpa dia hanyalah kesia siaan,

Sekali lagi

Hey rembulan malam,kuingin bercerita, ku ingin membuatmu cemburu kalau di hidupku kupunya bidadari tanpa sayap yang bisa mengabulkan segala keinginanku     

Jika engkau rembulan tak bisa terpisah, tak akan pernah terlihat tanpa malam

Maka kasih dan sayang ibuku lebih dari itu untuku  

TETAPI                                                                                    

Apalah aku tanpa dirinya?

Dan siapalah aku di mata nya ?

Hanya manusia yang serasa di sempurnakan oleh hadirnya, yang sempat hidup dan tinggal denganya, menjadi alasan rasa sakitnya di setiap hari untuk Sembilan bulan

Menjadi alasan mengapa kesakitan berkecamuk di harinya selama Sembilan bulan

Pernakah sekali saja iya berkata " Kembalikan Kasih ku Selama ini, yang kuberikan Untukmu, kembalikan waktuku yang kuberikan kepadamu ?"

TIDAK, tercoreh niatan di otak dan pikiranya pun  TIDAK, namun

Di bibir indah itu hanya terucap kasih sayang dan doa-doa nan mulia,

Menangis, tersedu-sedu, bersimpu pada sang Illahi  untuk kebaikan sang buah hati, untuk kebaikanku

Lalu, sudah berapa Banyak tangisan yang ku buat ?

Sudah berapa banyak kebahagiaan yang Ku beri untuknya?

Sudah berapa banyak ku mengucapkan kata " AH TIDAK IBU?

Bidadari tanpa Sayap, Wanita paling mulia, wanita sederhana, wanita tercantik di dunia, Motivasi untuk tetap semangat menjalani kehidupan , yang dengan segala cara membuatku hidup dan merasa bahagia, DIALAH IBUKU

Ya allahi Rabbi, tetap Sehatkanlah Bidadari-bidadari KAMI

BAGAIKAN REMBULAN MALAM

Oleh si Kecil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun