Lagu "Gloomy Sunday" adalah salah satu karya musik paling misterius dan kelam yang pernah ada. Ditulis pada tahun 1933 oleh komposer Hungaria, Rezs Seress, lagu ini sering disebut sebagai "lagu bunuh diri" karena dipercaya memiliki kaitan dengan serangkaian kematian tragis. Di balik melodi suram dan lirik yang mengiris hati, tersembunyi kisah-kisah penuh tragedi dan rumor yang telah menjerat imajinasi publik selama beberapa dekade.
Asal Usul yang Penuh Kesedihan
Kisah kelam "Gloomy Sunday" berawal dari keadaan batin Rezs Seress yang tengah mengalami depresi setelah putus cinta. Dalam perasaan yang penuh duka itu, ia menciptakan melodi yang sangat melankolis. Lirik awal lagu ini ditulis oleh Lszl Jvor, seorang penyair Hungaria, yang mengisahkan seorang pria yang merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya setelah kehilangan kekasih. Dalam versi lain, Seress sendiri menulis lirik yang menggambarkan dunia yang hancur dan penderitaan manusia yang seolah tiada akhirnya.
Melodi yang sedih dan lirik yang mendalam seolah membawa pendengarnya ke dalam jurang kesedihan. Lagu ini memunculkan suasana hati yang begitu gelap dan suram, sehingga bagi sebagian orang, ia menjadi lebih dari sekadar karya musik, melainkan sebuah cerminan dari perasaan putus asa yang paling mendalam.
Kutukan dan Gelombang Kematian
Tak lama setelah lagu tersebut dirilis di Hungaria, muncul laporan-laporan kematian yang menghebohkan. Beberapa orang dikabarkan bunuh diri setelah mendengar "Gloomy Sunday", bahkan beberapa di antara mereka meninggalkan catatan terakhir yang berisi kutipan lirik dari lagu ini. Salah satu cerita paling mengerikan adalah tentang seorang pegawai negeri di Hungaria yang ditemukan tewas setelah menembak dirinya sendiri, tubuhnya tergeletak di atas salinan lirik lagu tersebut.
Kejadian-kejadian tragis ini bukanlah yang terakhir. Seorang gadis dikatakan meminum racun saat mendengarkan lagu tersebut, sementara seorang pemuda nekat menembak dirinya sendiri setelah mendengarnya dinyanyikan oleh sebuah band di sebuah restoran di Budapest. Hingga akhir dekade 1930-an, jumlah korban yang dikaitkan dengan lagu ini disebut-sebut mencapai hampir 200 jiwa di berbagai negara. Hal ini membuat "Gloomy Sunday" mendapat julukan menyeramkan sebagai "Lagu Bunuh Diri."
Karena kekhawatiran yang terus meningkat, beberapa negara mulai memberlakukan larangan terhadap pemutaran lagu ini. Di Inggris, BBC melarang versi vokal "Gloomy Sunday" pada tahun 1941, sementara versi instrumentalnya masih diizinkan. Larangan ini bertahan hingga beberapa dekade dan baru dicabut pada tahun 2002.
Tragedi di Kehidupan Penciptanya
Menambah aura misteri lagu ini, kehidupan Rezs Seress sendiri tak lepas dari tragedi. Salah satu rumor paling terkenal mengatakan bahwa kekasih Seress, yang menginspirasinya menulis lagu ini, juga bunuh diri setelah mendengarnya. Meskipun cerita ini tidak pernah terbukti kebenarannya, kisah tersebut semakin memperkuat citra "Gloomy Sunday" sebagai lagu yang membawa kutukan.
Ironisnya, nasib tragis juga menghampiri Seress sendiri. Setelah hidup bertahun-tahun dalam kesedihan yang mendalam, ia mengakhiri hidupnya pada tahun 1968, menjadikan kisahnya semakin terjalin erat dengan mitos mengerikan di sekitar lagu ini.
Dampak di Budaya Populer dan Pengaruh Global
Meski begitu, "Gloomy Sunday" tidak pernah benar-benar lenyap dari panggung musik. Pada tahun 1941, penyanyi jazz legendaris Billie Holiday membawakan versinya sendiri, yang memperkenalkan lagu ini ke audiens Amerika Serikat. Versi Holiday dengan cepat menjadi terkenal, namun juga dikaitkan dengan peningkatan jumlah bunuh diri, meskipun sekali lagi, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Seiring waktu, banyak artis lain yang turut mengcover "Gloomy Sunday", dan lagu ini menjadi salah satu lagu melankolis paling ikonik di dunia. Bagi banyak orang, lagu ini bukan hanya tentang keputusasaan, tetapi juga merupakan refleksi dari masa-masa sulit yang dihadapi dunia saat itu, seperti Depresi Besar yang melanda Eropa dan Amerika.
Penelitian modern menyatakan bahwa pengaruh "Gloomy Sunday" terhadap kasus bunuh diri mungkin lebih terkait dengan suasana hati kolektif masyarakat pada masa itu, yang penuh dengan rasa sakit, ketidakpastian, dan penderitaan. Meski sebagian besar kisah bunuh diri yang dikaitkan dengan lagu ini hanyalah legenda urban, dampaknya terhadap budaya populer tak bisa dipungkiri.
Antara Mitos dan Realita
Meskipun kisah-kisah mengerikan tentang "Gloomy Sunday" sebagian besar dibangun di atas rumor dan kebetulan, lagu ini tetap menjadi simbol dari emosi manusia yang paling kelam. Lagu ini mengingatkan kita akan betapa kuatnya musik dalam menyentuh perasaan dan bagaimana sebuah melodi bisa menjadi bagian dari mitos yang terus hidup hingga saat ini.
"Gloomy Sunday" adalah contoh dari bagaimana sebuah lagu, dengan segala keindahan dan kesedihannya, dapat meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah. Meski tidak ada bukti ilmiah bahwa lagu ini benar-benar menyebabkan gelombang bunuh diri, kisah-kisah misterius yang menyertainya telah membuat lagu ini abadi sebagai salah satu legenda musik paling gelap yang pernah ada.
Oleh. Arini Dian Novitasari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H