Mohon tunggu...
Sanggar Pelatihan Akting
Sanggar Pelatihan Akting Mohon Tunggu... -

Dari dulu hingga kapanpun seni peran tidak ada habisnya untuk digali lebih dalam keindahan pengetahuannya. Sangatlah terlalu banyak metode dan pelatihan akting guna mencari "kesaktian" sejati seorang aktor. Perlu waktu bertahun-tahun untuk bisa memaknai dan memahami betul tentang salah satu kajian ilmu pertunjukan yang disebut AKTING. Bahkan ada yang bilang, bahwa seorang aktor bisa disebut sebagai AKTOR jika sudah memiliki pengalaman ber-AKTING selama kurang lebih 30 tahun. Sementara Ilmu "kesaktian" membentuk "pribadi" melalui akting ini, sangatlah disayangkan jika hanya dimiliki oleh SENIMAN saja. Sementara juga, masih banyak orang yang sangat ingin mempelajari "teknik personality" tersebut, namun tidak punya cukup waktu untuk mengikuti latihan teater atau produksi film yang berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya. Disini, SPA (Sanggar Pelatihan Akting) akan memberi sedikit dari yang banyak itu, dimana esensi atau core utama berbagai kajian seni peran tersebut dapat dipelajari oleh siapapun guna mengoptimalkan pembentukan karakter (character building), baik itu untuk pembentukan pribadi aktornya atau tokoh (peranan) yang dipilih. Ilmu "kesaktian" ini akan sangat bermanfaat untuk menjalani segala bidang ilmu dan usaha apapun yang digeluti seseorang dengan membawa 5 daya yang menyatu ke segenap jiwa raganya. Lima daya tersebut adalah: daya intelektual (IQ), daya emosional (EQ), daya spiritual (SQ), daya tubuh (VIT) dan daya laku (APP).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teknik Membina Puncak

11 September 2015   08:32 Diperbarui: 11 September 2015   08:32 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teknik membina puncak adalah salah satu teknik akting untuk mempertahankan emosi menuju titik klimaks yang dibuat oleh WS Rendra. Kita pasti sering dihadapkan pada masalah emosi tanggung. Emosi tanggung adalah ketika aktor ingin mencapai titik klimaks, namun seperti ada yang menahannya. Teknik membina puncak digunakan untuk mengatasi masalah seperti itu.

Cara menggunakan teknik membina puncak yang paling dasar adalah fokus. Aktor harus fokus untuk membagi fokus. Jika emosi yang dituju adalah marah dengan satu tangan siap meninju lawan main, aktor harus dapat membagi fokus antara kepalan tangan, emosi hati, dan tangan yang tidak mengepal. Jadi tidak ada bagian tubuh yang tidak ikut bermain meskipun tidak disorot. Selain itu aktor juga harus peka untuk bekerjasama dengan kamera. Selanjutnya, aktor harus larut dalam permainan. He should be able to take his time.

Lalu, pertahankan gejolak dan riak dalam hati. Kemudian, asah gejolak dan riak itu dengan semakin menenggelamkan diri dalam imajinasi. And nail it! Gunakan moment ketika Anda merasa sudah siap. Moment itu bisa ada dalam sepersekian detik atau detik. Yang terpenting jangan ragu dan tetap fokus. Sekian dari @Spacting! Salam budaya!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun