Mohon tunggu...
Sanggar Pelatihan Akting
Sanggar Pelatihan Akting Mohon Tunggu... -

Dari dulu hingga kapanpun seni peran tidak ada habisnya untuk digali lebih dalam keindahan pengetahuannya. Sangatlah terlalu banyak metode dan pelatihan akting guna mencari "kesaktian" sejati seorang aktor. Perlu waktu bertahun-tahun untuk bisa memaknai dan memahami betul tentang salah satu kajian ilmu pertunjukan yang disebut AKTING. Bahkan ada yang bilang, bahwa seorang aktor bisa disebut sebagai AKTOR jika sudah memiliki pengalaman ber-AKTING selama kurang lebih 30 tahun. Sementara Ilmu "kesaktian" membentuk "pribadi" melalui akting ini, sangatlah disayangkan jika hanya dimiliki oleh SENIMAN saja. Sementara juga, masih banyak orang yang sangat ingin mempelajari "teknik personality" tersebut, namun tidak punya cukup waktu untuk mengikuti latihan teater atau produksi film yang berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya. Disini, SPA (Sanggar Pelatihan Akting) akan memberi sedikit dari yang banyak itu, dimana esensi atau core utama berbagai kajian seni peran tersebut dapat dipelajari oleh siapapun guna mengoptimalkan pembentukan karakter (character building), baik itu untuk pembentukan pribadi aktornya atau tokoh (peranan) yang dipilih. Ilmu "kesaktian" ini akan sangat bermanfaat untuk menjalani segala bidang ilmu dan usaha apapun yang digeluti seseorang dengan membawa 5 daya yang menyatu ke segenap jiwa raganya. Lima daya tersebut adalah: daya intelektual (IQ), daya emosional (EQ), daya spiritual (SQ), daya tubuh (VIT) dan daya laku (APP).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Acting dan Spacting

22 Agustus 2015   21:16 Diperbarui: 22 Agustus 2015   21:16 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acting berasal dari kata act, yaitu ‘do something’ atau ‘melakukan sesuatu’. Melakukan bisa berarti apa saja. Gerakan tangan atau kedipan mata adalah salah satu bentuk lakuan. Oleh sebab itu, dalam berakting tidak ada yang namanya gerakan yang mubazir. Every move counts! Even the eye’s blinking! Tidak ada istilah jika kamera sedang menyorot lawan main saya, saya bebas melakukan apapun. Aktor yang baik akan bermain sejak action sampai cut. Dia tidak akan melapaskan perannya sebelum diizinkan sutradara. Bahkan aktor yang baik akan tetap bermain, meskipun dia tidak kebagian dialog.

 

Langkah awal berakting adalah observasi atau mengamati. Pengamatan dilakukan dalam rangka memenuhi pengetahuan aktor dan mengasah batinnya. Observasi dapat dilakukan dengan kajian pustaka seperti menonton youtube dan membaca buku atau mengamati karakter secara langsung. Langkah kedua adalah perenungan. Seorang aktor harus merenungi apa yang telah diperolehnya. Pada tahap ini, biasanya seorang aktor akan memilih model tingkah laku yang paling dekat dengan karakter. Pada tahap ini pula, latar belakang historis, sosiologis, ekonomi dan agama tokoh terbentuk. Artinya, sebelum memainkan karakter tokoh, aktor sudah mengetahui semua identitas diri tokoh seperti umur dan pekerjaan, masa lalu tokoh, tingkat strata ekonomi tokoh, keadaan keluarga tokoh, dan religiusitas tokoh.

 

Langkah selanjutnya adalah meditasi. Aktor harus meditatif untuk dapat masuk ke peran. Meditatif adalah tidak memikirkan apapun selain peran yang akan dituju. Ketika meditatif, kita tidak dapat lagi memikirkan kehidupan pribadi kita, apalagi hal remeh seperti masalah yang sedang kita hadapi. It is about you and your new world now. Setelah kita dapat masuk ke karakter tokoh, selanjutnya kita baru dapat mengkhayati peran. Mengkhayati peran kami sebut juga dengan istilah tenggelam dalam permainan. Kami akan mengulas hal itu lebih lanjut di artikel selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah terus melatih diri agar dapat memainkan peran dengan baik.

 

Itu adalah sebagian kecil dari materi dasar yang akan kami ajarkan kepada Anda di kelas Spacting. Namun, sebelumnya kami akan membentuk Anda untuk siap menerima ilmu yang kami berikan. Persiapan itu adalah pembentukan karakter. Ibarat ladang sebelum ditanam, kami akan membajak dan menggemburkan tanah Anda agar benih yang kita tanam dapat tumbuh dan berkembang. Salam budaya!

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun