Mohon tunggu...
Dewi Sri
Dewi Sri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antek Singapura Mulai Cemaskan Tax Amnesty Jokowi

1 Maret 2016   17:14 Diperbarui: 1 Maret 2016   17:47 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.inilah.com"][/caption]

Indonesia selama ini selalu berada di bawah bayang-bayang Singapura. Negara sekecil Jakarta itu terus maju menyalib Indonesia sejak merdeka tahun 1965, bahkan menjadi pusat keuangan dunia. Hal tersebut terjadi karena Singapura menjadi tax heaven. Ambisi mengalahkan Singapura selalu terbenam dalam relung sanubari setiap rakyat Indonesia. 

Pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi berniat mengalahkan Singapura. Salah satunya dengan menerapkan strategi baru dalam meningkatkan penerimaan pajak. Strategi yang justru mengkhawatirkan negara kecil bernama Singapura itu adalah pemberian Tax Amnesty alias Pengampunan Pajak.

Singapura akan kelimpungan dan sangat khawatir ekonomi dan perbankannya terancam dengan adanya program Jokowi tersebut. Kenapa Singapura khawatir dan kelimpungan? Tidak lain dan tidak bukan karena Singapura beserta rakyatnya justru selama inilah yang menikmati ribuan triliun uang milik bangsa Indonesia tersebut. Mereka bisa membangun gedung-gedung bertingkat, jalan-jalan, pelabuhan, bahkan bank-bank Singapura seperti DBS, OCBC, dan UOB menjadi bank terbesar di ASEAN mengalahkan Mandiri, BRI, BNI, BCA, dan BTN.

Bank-bank Singapura bisa memberikan bunga kredit sangat rendah, hanya 3-4%. Itu karena banjirnya likuiditas di negara tersebut dan jika tax amnesty dilakukan Jokowi berhasil akan membuat perbankan Singapura kesulitan likuiditas. Tidak heran jika mereka melakukan kampanye dengan mengerahkan segenap antek-anteknya untuk menggagalkan misi Jokowi yang mereka justru kutuk tersebut.

 Mereka justru mengutuk rencana pemberlakuan tax amnesty karena jika Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi berhasil melakukannya dengan sukses, dana Rp 2 ribu triliunan akan pindah dari bank-bank Singapura ke bank-bank nasional dalam negeri.

 Singapura akan kesulitan likuiditas. Krisis perbankan bukan tidak mungkin terjadi di Singapura. Dana-dana pembangunan perekonomian Singapura akan "seret". Bank-bank Singapura akan dikalahkan oleh bank-bank berbendera Merah Putih seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Apalagi saat ini BCA sudah mulai bisa mengalahkan kapitalisasi pasar Bank DBS.

Bayangkan saja! Ribuan triliun dana akan otomatis pindah ke dalam sistem perbankan nasional, sehingga dampak positifnya luar biasa. Dengan kebanjiran likuiditas, bank-bank nasional tidak lagi akan menawarkan bunga deposito tinggi demi tuk berburu likuiditas.

Saat ini, jika seluruh perbankan Indonesia digabungkan asetnya saja, belum mampu mengalahkan aset Bank DBS. Tapi jika tax amnesty berhasil dilakukan dan terjadi repatriasi modal dari Singapura ke Indonesia, rupiah akan menguat. Cadangan devisa akan bertambah.

Repatriasi modal akan terjadi dari Singapura ke Indonesia. Modal-modal tersebut akan ditempatkan di surat berharga negara dan deposito dengan keharusan lock up (tidak boleh dicairkan) selama satu tahun. Modal ribuan triliun inilah yang bisa digunakan bangsa Indonesia untuk membangun ekonominya dan mensejahterakan rakyat melalui anggaran pendidikan, kesehatan, perumahan, untuk bangun jembatan, pelabuhan, bandara, kereta api, dan lain sebagainya. Bagi Singapura, hal ini menjadi titik awal dan sumber kehancuran perekonomian negara kecil tersebut.

 Tidak heran, Singapura melalui antek-anteknya berjuang mati-matian untuk mengampanyekan dan menggagalkan program tax amnesty Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun