Ucapku terbata-bata, melihatmu dengannya tersenyum bahagia
masih sulit dipercaya, akhir dari penghambaan pada cinta kepada manusia seperti kamu bisa setragis hari ini
beberapa pekan setelah mengetahui kabar tentangmu, aku tak diam ditempat
aku mengunjungi setiap sudut kota, dimana dulunya kita sering bersama
aku hanya ingin melihat kembali kenangan, apa-apa yang dulu menjadi kesukaanmu
katamu kataku kata-kata kita berdua tentang janji yang diucapkan apa adanya itu, kini diam ditelan bulir-bulir tangisku sendiri
beberapa alasan atas keputusanmu memilihnya adalah alasan paling ku sesali, sekaligus paling kusyukuri
ada dua hal yang aku garis bawahi, pertama tidak adanya waktu untukku memperjuangkanmu, aku terlalu sibuk mempersiapkan masadepan sementara lupa menggandengmu tetap disampingku, berjuang bersamaku, maka maafkan aku. kedua tentu klise terdengar, aku bersyukur kau dengannya, dia yang menjadi pilihanmu adalah bagian yang tak terpisahkan dari diriku, dia sahabat baikku, aku tentu menyenangi hal itu. meskipun rasanya seperti menelan segelas duri-duri jeruji. sakit, derita, disiksa. tak sedikitpun terlintas untuk tidak mencintaimu lagi. tapi ya aku apa atuh buat kamu.
semalam aku mencuci bersih sepatu pemberianmu, untuk aku kenakan hari ini, dihari bahagiamu.
aku hanya ingin dibantu berjalan, oleh satu-satunya kenangan yang masih sampai hari ini aku simpan
dihari ini adalah titik dimana aku melepas semuanya, iya semuanya.
gaun putih yang kamu kenakan hari ini, bukanya itu aku yang pilihkan?
hehe terima kasih loh sudah dipakai, meskipun bukan aku yang disampingmu, tapi gak apa-apa kok, asal kamu senang aja, itu sih.
sulit bagiku untuk membenci kalia berdua, sebab kalian adalah orang-orang yang aku sayangi, orang-orang yang hadir dan turut membentuk kepribadianku, seperti hari ini.
mungkin sehabis hari ini, candaku tak akan lagi kau temui, perhatianku tak akan lagi kau dapati, apalagi ragaku. aku pastikan tak akan lagi kau temui. maka genggamlah erat tanganku hari ini, sebab setelah hari ini, kau tak akan bisa menyentuhnya lagi.
dimanapun, disudut manapun dengan siapapun kau mencariku, aku tidak akan ada lagi.
sebab aku akan berpulang, pada petualangan yang sering aku ceritakan
semesta ini sangat istimewa, maka aku ingin seluruh elemen semesta ini mendapat energi dariku
kubiarkan tanah, air, api dan unsur-unsur lain melalapku habis
aku ingin pulang, sebab aku kehilangan tempat berpulang itu. disisimu.
kau bahagia ya dengannya.
aku pamit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H