Ada Apa dengan Kampus?
Demikianlah ungkapan mahasiswa pemegang gelar "Donatur Tetap".
Rasanya makin lama di kampus proses kelulusan terasa makin sulit, memilih judul skripsi yang dianggap mudah, justru ditolak dosen pembimbing, dikatai terlalu simple lah, tidak berbobot lah ini lah, itu lah.Â
Judul pun diganti dengan judul skripsi baru, yang Masyaallah Nauzubillah deh pokoknya, baru dengar judul saja sudah bisa tebak, seperti apa perjalanan kedepannya, ditambah lagi dengan hutang mata kuliah yang tak kunjung lulus, dan lagi orang tua yang sering bertanya "Nak Kapan Wisuda?" kacau dunia persilatan.
Sederhana tujuannya, ingin cepat lulus meskipun dengan IPK standar, yang penting lulus pokoknya, toh didunia kerja skil juga penentunya.
Menghadapi hal-hal demikian bagi orang tertentu, justru dianggap tekanan batin bagi dirinya, tapi bagi mahasiswa santuy, masa bodoh lah dengan semua itu, yang penting kan kuliah.
Banyak dikalangan mahasiswa akhir sering menghadapi fase di mana tekanan batin datang dari banyak arah, dari orang tua yang sering mengekang, kakak yang rewel, tetangga yang rese, pacar yang ngambekan, wadidaw pengen ngilang saja dari bumi pokoknya, hanya ada dua yang senyum-senyum manis yaitu "Ibu Kos dan Kampus" tiap bulan bayar, tiap semester bayar.
Oleh akibat banyaknya tekanan, banyak dikalangan mahasiswa yang mengalami stress, kemudian melampiaskannya ke alkohol, mabuk-mabukan dan tak jarang kita mendengar informasi yang beredar di sosial media, perihal mahasiswa yang stress dengan skripsi, tugas kuliah yang tak kunjung tuntas dan sebagainya hingga berakibat fatal, mengakhiri hidup dengan tragis.
Teruslah melangkah dan mengevaluasi diri, apa sebenarnya yang menghambat, segala masalah tentu ada jalan keluarnya.