Mega beranjak datang menemani sang mentari,
menepis kegamangan petang,Â
merobek tirai kerinduan.Â
Mawar berjatuhan diterpa sang bayu, wanginya tercium melewati tirai senja.Â
Disudut ibukota Anak Muda terdiam, sms dari kekasihnya terngiang di pikirannya.Â
Dia menatap langit nan kosong, sedangkan jemarinya lentik memainkan balasan sms.Â
Entahlah, sudah berjuta harap dia labuhkan pada kekasihnya, seorang gadis Papua teman semasa kecilnyaÂ
Kini dia terdiam merasakan pahitnya cinta, tatkala hubungan mereka ditentang keluarganya.Â
Dia berdiam menatap hari, sedangkan dijiwanya tergenggam harapan yang terpetik dalam sunyi.Â
Sejatinya yang dia cintai itulah yang direstui, namun dia tak kuasa melawan arus keinginan keluarganya.Â
Anak muda itu merasa telah jauh melangkah, bagaikan mawar yang mengharum dalam wanginya.Â
Namun dia  memahami konsekuensi melawan keluarga nya. Yang punya harapan besar padanya.Â
 Akankah ini untuk dikenang...??
Akhh waktu terbentang lampau,,,, melampaui rasa cintanya pada sang gadis.Â
Dia tetap berdiri tegak walau jutaan rasa menggoda.
Kini antara cinta dan keluarga, dia berpijak bimbang. Hanya dengan pergi meninggalkan kampung nya dia merasa yang terbaik.Â
Dan Tirai Senja menghapus semua rindu nya... Pada sang kekasih nya yang pergi bersama sang senjaÂ
Depok, 28 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H