SETEGUK MIMPI TANPA PELANGI
malam kembali pada kesunyian
angin kabarkan luka di ubun kebencian
atas bayangan lancang
--bersemayam di peraduan tak bertuan
membisu
kaku
tanpa lidah acungkan wajah
terasing bah musafir
terluka patah sebilah rusuk
berdiam di sisa genangan hujan kemarin
basah di tunas tak lagi bersemi
layu
berlahan redup--rembulan kian padam
canggung dikebimbangan
diam meyakinkan insaf tanpa lobang
menyumbat aliran seteguk mimpi di pilar hati
kian pudar
tanpa pelangi jingga seduhkan warna
untukmu
untukku
yang tenggelam dalam pekat
hidup kian lengket permen karet
*Perempuan Kaca Dan Pria Maya*
(Ambarawa, 02.10.2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H