Jakarta -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pandangannya mengenai pengembangan energi bersih dan peluang investasi global dalam sebuah diskusi panel strategis yang digelar sebagai bagian dari rangkaian World Economic Forum (WEF) 2025.
Dalam unggahannya di laman Instagram pribadinya pada Jumat (24/1/2025), Rosan menyebutkan bahwa keikutsertaannya dalam forum tersebut merupakan langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sekaligus membuka peluang investasi di sektor energi terbarukan dan teknologi hijau.
"Saya berbicara dalam diskusi panel strategis rangkaian World Economic Forum 2025, mengenai pengembangan energi bersih dan investasi global. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia di pentas dunia dan membuka peluang bagi investasi di sektor energi terbarukan serta teknologi hijau," tulis Rosan.
Diskusi tersebut juga menghadirkan Wakil Perdana Menteri untuk Transisi Ekologi dan Demografi Spanyol, Sara Aagesen Mufioz, CEO Frontera Energy Orlando E. Cabrales Segovia, dan CEO Port of Antwerp-Bruges Jacques Vandermeiren.
Dalam sesi ini, Rosan memaparkan potensi klaster industri sebagai akselerator pengembangan infrastruktur energi bersih.
"Saya memaparkan potensi klaster industri menjadi akselerator dalam pengembangan infrastruktur energi bersih, serta berfungsi sebagai laboratorium inovasi untuk proyek transisi energi," tambahnya.
Lebih lanjut, Rosan menjelaskan bahwa Indonesia sedang mengembangkan kebijakan klaster industri yang bertujuan menciptakan ekosistem lengkap bagi industri berkelanjutan.
"Di Indonesia, kami mencoba untuk membuat kebijakan klaster industri untuk membangun ekosistem lengkap bagi industri yang berkelanjutan. Bahkan saat ini, kami sedang mengembangkan klaster industri net zero. Kami sedang mengembangkan hal tersebut. Saya pikir kami yang pertama di ASEAN. Karena kami sudah memiliki beberapa industri klaster. Salah satunya terkait dengan komoditas. Misalnya, nikel. Kami memiliki seluruh ekosistem dari nikel, hingga sel baterai, pack EV, baterai, dan daur ulang baterai EV di satu lokasi. Dan itu adalah industri klaster yang besar. Karena itu mengkonsumsi saat ini hanya dalam satu industri klaster sekitar 4,5 gigawatt. Dan mereka akan melakukan ekstensi 2,5 gigawatt lagi dengan energi bersih. Jadi kita punya target bagi mereka bahwa semuanya harus energi bersih. Ditenagai oleh energi bersih, semua 6,6 gigawatt pada 2030," ungkap Rosan.
Ia berharap diskusi tersebut tidak hanya memperkuat citra Indonesia di mata dunia, tetapi juga menciptakan langkah kolektif menuju masa depan energi yang berkelanjutan.
World Economic Forum (WEF) 2025 sendiri merupakan pertemuan tahunan para pemimpin dunia, pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan pakar dari berbagai sektor untuk membahas tantangan global, termasuk perubahan iklim, transformasi digital, dan keberlanjutan.
Ajang ini menjadi platform penting bagi negara-negara seperti Indonesia untuk memperkuat hubungan internasional dan menunjukkan komitmen terhadap solusi global yang inklusif.**
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI