Jakarta - Nama Sakha Aji Majid mungkin belum begitu dikenal di dunia seni rupa, khususnya seni kaligrafi dan mural. Namun dengan karya-karyanya yang penuh makna, nama Sakha, panggilan sehari-hari pria 25 tahun ini, mulai diperhitungkan dan berhasil mencuri perhatian banyak pihak.
Putra pasangan Reji Wahyuni dan Moh. Basori ini, mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada seni  memang sudah tumbuh sejak kecil.
"Kemauan sendiri karena memang dari usia dini sudah menonjol bakat seni," katanya.
Namun, ia mulai serius mendalami seni kaligrafi dan mural setelah menyelesaikan pendidikan di LEMKA (Lembaga Kaligrafi Indonesia), yang menjadi titik balik dalam perjalanan kariernya.
Dalam proses berkaryanya, Sakha terinspirasi oleh tokoh-tokoh seni seperti Ust. Hilmi Munawar dan K.H. Didin Sirojudin.
"Mereka adalah guru seni saya yang sangat menginspirasi," ujar Sakha, menggambarkan betapa besar pengaruh para guru tersebut dalam hidupnya.
Setiap proyek yang dikerjakan Sakha diawali dengan menenangkan diri secara rohani dan jasmani. Ia menggunakan alat sederhana seperti kuas, cat, dan pensil untuk menciptakan karya-karyanya.
Inspirasi datang dari kehidupan sehari-hari dan juga referensi dari internet.Meski demikian, tantangan selalu ada.
"Setiap proyek berpotensi memiliki kendala yang tidak terduga, baik itu kesulitan di lapangan maupun permintaan pelanggan," jelas Sakha.
Namun, ia yakin bahwa tugas seorang seniman adalah menyelesaikan setiap tantangan dengan maksimal.
Bagi Sakha, setiap karya memiliki cerita dan rasa yang unik.
"Hampir semua karya punya cerita dan feel yang berkesan," katanya.
Hal ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus berkarya dengan penuh semangat.
Menurut Sakha, apresiasi masyarakat terhadap seni mural dan kaligrafi di Indonesia sudah cukup baik, meskipun ia berharap dukungan dari pemerintah bisa lebih ditingkatkan.
"Perkembangan seni di era digital tetap seimbang karena kebutuhan dan penikmatnya berbeda," tambahnya.
Saat ini, Sakha tengah mengerjakan proyek melukis karikatur tokoh Ketua Jaya Center, Budi Mulyawan alias Cepy. Ia berharap seni yang ia tekuni bisa terus berkembang dan menjadi hobi yang menguntungkan.
"Bisa lebih berkembang dalam setiap karya dan menjadi hobi yang menguntungkan adalah mimpi terbesar saya," ujar Sakha.
Dukungan keluarga dan lingkungan sangat memengaruhi perjalanan seni Sakha.
"Sangat berpengaruh," tegasnya.
Peran keluarga menjadi pondasi kuat yang membantu Sakha mencapai keberhasilan.
Di balik setiap karyanya, Sakha selalu menyisipkan pesan yang mendalam.
"Berkarya itu menciptakan kesenangan di setiap penikmatnya," ungkapnya.
Dengan semangat dan dedikasi tinggi, Sakha terus berkarya, membawa seni kaligrafi dan mural ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H