Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Head to Head Program Aji Jaya Bintara Versus Deddie Rachim, Cawalkot Bogor

1 Juni 2024   18:03 Diperbarui: 1 Juni 2024   18:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pertarungan Pilwakot Bogor di tahun 2024 semakin memanas. Poros koalisi menentukan peta pertempuran di masa depan. Setidaknya ada empat poros koalisi yang akan muncul di Pilkada Kota Bogor.

Pertama, poros koalisi PAN, Partai Demokrat, dan PSI dengan Deddie Rachim, kedua poros PKS yang mendapat tiket langsung menjadi walikota, dan ketiga PDIP, PKB yang dipimpin Rayendra dan Wakil dari PDIP, dan Keempat, Poros Gerindra-Golkar-Nasdem, yang kemungkinan besar mengusung Duet Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) - Rusly Prihatevy.

Dari empat poros tersebut, menarik untuk disimak kekuatan dua poros utama, konfrontasi langsung, mantan petahana Deddie Rachim dan Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) mewakili energi baru Kota Bogor.

Seperti diketahui dalam pemberitaan dan berbagai sumber, penampilan Aji Jaya Bintara, tokoh pemuda nasional kelahiran Bogor, menarik perhatian masyarakat Kota Bogor.

Popularitasnya sebagai sosok alternatif bagi Kota Bogor terlihat dari program-program terobosan dan inovatifnya yang cepat terlaksana dan mendapat respon positif dari masyarakat.

Selain itu, poros kedua sangat menentukan peta koalisi dan keberhasilan strategi masing-masing partai dan relawan.

Head to Head Program

Seperti diketahui, gerbong  lama Deddie Rachim dimotori Partai Amanat Nasional (PAN) didampingi Partai Demokrat dan PSI. Dedi yang berasal dari Garut dan sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Bogor ini melanjutkan program yang sudah ada di era Bima Aria dan melanjutkan apa yang tidak dilakukan Bima pada periode sebelumnya.

Program Dedi bertemakan Bogor Beres. Artinya, jika ia terpilih sebagai Wali Kota, maka proyek dan kebijakan yang belum terselesaikan pada era sebelumnya akan diupayakan dilaksanakan dan diselesaikan.

Sedangkan Aji Jaya Bintara mewakili energi baru dan kepemimpinan muda. Pengalamannya dalam intelijen bisnis internasional dan manajemen beberapa perusahaan dan organisasi pemuda telah memberikan angin segar bagi Prabowo Subianto, presiden terpilih, untuk era kepemimpinan baru, khususnya di Kota Bogor.

Dilihat dari program yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat, Kang Jaya menyampaikan perlu adanya kerjasama antara pusat dan masyarakat, seperti program makanan bergizi dan susu gratis untuk anak dan ibu hamil, serta program ekonomi masyarakat lainnya. Menekankan pentingnya sinergi program.

Kang Jaya, juga meluncurkan program 5 Kartu Sakti Warga Bogor, yaitu Bogor Murah, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Kerja, dan Bogor Lingko.

Kelima program tersebut merupakan wujud nyata program ramah kerakyatan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat dan selama ini terbukti efektif diterapkan di DKI Jakarta (melalui Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar).

Seiring perjalanan sosialisasinya, program kartu ini akan dilengkapi dengan chip dan terintegrasi dengan teknologi tinggi agar benar-benar efektif. Respon warga Kota Bogor sangat positif dan berbondong-bondong datang.

Koalisi pemerintahan dan wakil walikota menjadi variabel penentu

Koalisi partai politik di Kota Bogor perlu diperhitungkan secara matang dan detail. Dinamika persaingan dan politik di Kota Bogor masih sangat cair sehingga proksi elektabilitas terkini (per Mei) belum bisa dijadikan acuan.

Selain itu, modal politik atau akses kekuasaan dalam lima tahun ke depan akan menjadi kunci rencana koalisi dan kemenangan di Kota Bogor.

Dari sudut pandang ini, Aji Jaya Bintara bisa membawa wajah baru dan promotosi baru dalam peta Persatuan Kota Bogor. Sebab, restu yang diberikan kepada Prabowo Subianto kemungkinan besar akan membawanya ke program yang lebih disesuaikan.

Modal politik Kang Jaya juga patut dipertimbangkan. Akses langsung kepada presiden terpilih menjadi kunci pelaksanaan program kerja Kota Bogor ke depan, karena alokasi dana pembangunan dari Pusat dapat meningkat secara signifikan.

Secara matematis, penghitungan koalisi pimpinan Gerindra merupakan bagian penting dalam melawan koalisi yang saat ini dibentuk oleh Partai Amanat Nasional (PAN).

Meski faktor wakil wali kota juga menjadi variabel penting, namun besar kemungkinan (dengan restu Prabowo) Aji Jaya Bintara akan menggandeng wakil Partai Golkar yakni Rusli Prihatevi. Dan Deddie Rachim kemungkinan akan mengumpulkan perwakilan organisasi profesi dan kelompok pendukungnya. Yang jelas pilkada di Kota Bogor tetap aktif dan akan sangat menarik untuk disimak dalam beberapa bulan mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun