Selamet Riyadi (22) masih digayuti duka mendalam. Sang istri, Nenek Rohaya (77) yang dinikahinya enam tahun silam, kini telah berpulang menghadap keharibaan Allah SWT pada Rabu (6/9/2023) lalu.
Selamet tertegun. Dua bola matanya tampak masih menyimpan sisa air mata yang ia tumpahkan tatkala Rohaya, istri tercintanya berpulang ke pangkuan sang Maha Pencipta.
Kisah cinta Selamet Riyadi dan Nenek Rohaya, sebagaimana ungkapan yang menyebut bahwa Cinta tak memandang usia, apakah demikian adanya Mengapa ada relasi semacam itu? Apakah hal itu sesuatu yang lumrah, atau justru bukan sesuatu yang normal?
Apakah dua insan yang terpaut usia sangat jauh, sungguh-sungguh dan betul-betul senada dengan ungkapan bahwa cinta tak memandang usia?
Biasanya jika yang demikian muncul, segelintir orang akan memiliki pandangan negatif, walau ada juga yang tak mau ambil pusing dengan adanya
Dalam keseharian, jika ada seorang wanita muda yang rela dinikahi kakek-kakek, orang akan ada yang memberi penilaian bahwa wanita itu hanya ingin menikmati harta sang kakek, itu kalau memang si kakek orang yang berlimpah hartanya.
Bagaimana jika sebaliknya? Pasti tak akan ada peristiwa seperti itu. Logikanya, mana ada seorang wanita muda kaya raya mau dinikahi kakek-kakek yang tak sekaya dia.
Atau dalam kasus Selamet dan Nenek Rohaya, apakah Selamet mau menikahi Nenek Rohaya, jika dinilai dari sudut materi, Nenek Rohaya itu orang kaya? Atau sebaliknya, apakah Nenek Rohaya mau dinikahi Selamet karena Selamet itu orang kaya? Rasa-rasanya kedua perkiraan itu tidak mungkin terjadi pada pasangan ini.
Terlepas dari asumsi, perkiraan terhadap latar belakang pernikahan sejoli yang terpaut usia sangat jauh, dalam konteks relasi, hubungan antara dua orang yang terpaut usia sangat jauh disebut sebagai Gerontofilia. Istilah ini memiliki pengertian mengenai ketertarikan seksual terhadap orang berusia lanjut.
Dalam kasus Selamet, perilaku Gerontofilia itu dengan secara sadar ia lakukan. Karena Selamet mewujudkannya dengan sebuah pernikahan, enam tahun silam.
Kasus Selamet dan Nenek Rohaya sebagaimana pernah diteliti oleh seorang dokter asal Prancis bernama Charles Fr. Sang dokter menyebutkan contoh kasus seorang pria berusia 27 tahun yang menolak dijodohkan dengan seorang gadis cantik berusia 20 tahun, dan lebih memilih perempuan tua berusia 62 tahun. Peristiwa itu terjadi pada 1905.
Dalam beberapa catatan yang ada, kasus sejoli menikah dengan perbedaan usia yang sangat tajam, memang cukup banyak terjadi.
Sebut saja kisah pernikahan sejoli di Cirebon. Seorang gadis 19 tahun mau dinikahi seorang kakek 62 tahun.
Selain itu ada juga sejoli di Pangandaran yang menikah dengan usia yang terpaut sangat jauh. Sang wanita berusia 27 tahun dan sang pria 63 tahun.
Sejoli demikian yang disebutkan sebagai Gerontofilia, dianggap termasuk ke dalam kategori Parafilia. Parafilia sebagaimana asal katanya, diambil dari akar bahasa Yunani yang memiliki arti, "pada sisi lain", dan philos yang artinya "mencintai".
Jadi, sejoli seperti Selamet dan Nenek Rohaya sejatinya adalah pasangan yang saling mencintai, terlepas itu ada hal-hal lain seperti kebendaan, faktor materi atau lainnya yang berbentuk kelainan dalam sebuah relasi.
Bagaimana mengukur latar belakang dan alasan mereka yang disebut Gerontofilia ini? Para Psikolog dan sejumlah pihak telah banyak menganalisisnya melalui beragam penelitian tentunya. Bahwa dikatakan terdapat cukup banyak faktor penyebabnya, sudah tentu ini terjadi pula pada kisah cinta Selamet dan Nenek Rohaya ini.
Violet Lim, CEO dan Co-Founder Lunch Actually Group menjelaskan hasil surveinya, bahwa pria Indonesia saat ini lebih suka dengan perempuan yang usianya lebih tua dari mereka.
"Hasilnya sebanyak 73 persen laki-laki lebih suka memilih perempuan yang usianya lebih tua daripada mereka. Bahkan dari segi presentase, laki-laki di Indonesia yang memiliki preferensi demikian, lebih banyak daripada laki-laki di negara lain," ujarnya, mengutip laman Genpi.co.
Sementara itu, bila ada wanita muda yang lebih memilih pria jauh lebih tua memutuskan untuk menikahinya, atau sekadar menjalani sebuah relasi, penulis The Social Psychology of Attraction and Romantic Relationships, Profesor Madeleine Fugere memberikan bukti ilmiahnya yang menunjukkan pria lebih tua dianggap menarik. Ini menunjukkan fenomena psikologis dan evolusioner dan bukan hanya klise budaya.
''Penelitian di bidang ini menunjukkan bahwa tidak hanya perempuan yang lebih muda tertarik pada pria yang lebih tua, tetapi pria yang lebih tua tertarik pada perempuan yang lebih muda. Perbedaan usia menjadi situasi yang nyaman untuk pasangan heteroseksual,'' laman Grazia Daily.
Pengajar psikologi di Eastern Connecticut State University, Amerika Serikat itu menandaskan, bahwa perempuan mempertimbangkan sumber daya dan kemapanan atau kekayaan yang dimiliki pria yang lebih tua, sehingga lebih memilih relasinya jauh lebih tua.
Untuk kasus pernikahan wanita muda dengan pria tua yang terpaut usia hingga puluhan tahun, itu artinya kemapanan atau kekayaan yang dimiliki pria yang lebih tua, menjadi hal yang fundamental bagi perempuan muda.
Lantas bagaimana dengan pernikahan pria muda seperti halnya Selamet Riyadi dan Nenek Rohaya jika tak dilandasi faktor kemapanan dan kekayaan? Yang jelas, yang begini-begini langsung viral di media sosial.
Cldg 10/9/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H