Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Devi Monica, Kisah Sarjana Teknik Arsitektur Landscape yang Kecemplung ke Industri Perfilman

17 April 2022   12:32 Diperbarui: 17 April 2022   12:33 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sementara, terkait puluhan judul film layar lebar, webseries maupun TV series yang sudah dihasilkan, Devi menjelaskan bagaimana proses itu harus diawali dengan sebuah konsep yang baik.


"Betul sekali, pada awalnya adalah ada konsep yang baik untuk dikembangkan menjadi suatu karya. Dalam fase pre-production, konsep ini kemudian dibangun sebagai satu cerita, ditulis dalam bentuk skenario. Setelah skenario diselesaikan, baru ditentukan cast & crew-nya. Pada saat yang bersamaan kita mempersiapkan berbagai mekanisme pengambilan gambar, seperti izin, pengadaan alat-alat dan seterusnya. Setelah shooting selesai, kita memasuki fase post-production dimana terjadi proses editing, grading, pengisian musik, dsb hingga karya tersebut siap dinikmati masyarakat."beber Devi.


Devi juga memiliki konsep tentang bisnis dunia sineas ini, bahwa tak ada kata merugi jika salah satu produk film gagal di pasaran. Teknologi serta pangsa pasar menurutnya bisa dijadikan alternatif dalam memasarkan itu.


"Saya tidak menyebutkannya sebagai kerugian karena menurut saya film ini bisnis yang tidak sepenuhnya punya masa kedaluarsa. Maksud saya, bisnis film ini memiliki aspek hak cipta yang membuatnya bisa terus ditawarkan ke kelompok penonton yang berbeda (misalnya ke luar negeri), ke platform yang berbeda (misalnya ke layanan streaming) dan seterusnya." Lanjut Devi.


Menghadapi masa pandemi Covid-19 yang cukup panjang, Devi Monica mungkin bukan satu-satunya pengusaha di Industri perfilman yang terkena imbas. Pun begitu ia tak pernah surut apalagi menyerah. Bahkan dalam waktu dekat Devi bakal meluncurkan karya terbarunya.


"Puji syukur meski ada pandemi namun STROWORLD masih terus berproduksi, begitu juga dengan OTT kami, StroTV, terus melahirkan karya-karya baru yang cukup menjanjikan. Untuk menyebut beberapa judul pada tahun 2022 ini kami merencanakan untuk membesut beberapa webseries yang diangkat dari Syklar Comics berjudul Volt, Ekalaya, Blitz dan Sakti." Terangnya.

Devi Monica/foto: pribadi
Devi Monica/foto: pribadi


Terakhir, sebagai pelaku industri perfilman Indonesia, Devi berharap dunia sinematografi dengan berbagai konsep serta platformnya saat ini mampu berada di tahta tertinggi di Asia. Jika itupun tak mungkin, kesuksesan industri ini di Thailand atau Korea Selatan, bisa melecut para sineas Tanah Air.


"Tentunya kita semua berharap dunia sinema Indonesia akan terus maju, tidak kalah inovatifnya dengan magma Asia lain seperti Thailand dan juga Korea yang saat ini boleh dikata beberapa langkah di depan kita. Semoga". Tutup Devi.

(17/4/2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun