Namun pada kenyataannya, banyak dari mereka yang menghambat langkah orang lain, memiliki sifat tak peduli.
Dengan kata lain, orang yang sukanya menghambat langkah orang yang punya kemampuan lebih, tak ingin posisinya tergantikan di depan pemimpin.
Solusi yang harus dilakukan oleh orang yang langkahnya dihambat yakni dengan cara melakukan perlawanan. Butuh keberanian memang. Kalau kita benar, kenapa takut melawan mereka?
Jika kita memang punya skill di atas mereka, rejeki pun pasti akan menghampiri. Hanya saja, setelah mendapat tempat baru yang lebih baik, harus punya strategi untuk menghadapi orang-orang semacam itu. Karena dimanapun bekerja, orang-orang yang tak suka dengan diri kita pasti ada.
Jalan di tempat bagi orang yang memiliki kemampuan lebih, terkadang juga dihambat oleh atasan dan pemilik dari perusahaan. Biasanya kasus seperti ini lebih mengarah kepada bagaimana atasan atau pemilik perusahaan mencari keuntungan dibalik orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tersebut.
Terkadang juga, seseorang bisa berjalan di tempat dikarenakan faktor lain seperti sengaja membuat kondisi tertentu kepada orang yang memiliki kemampuan lebih tersebut.
Di dunia pekerjaan, istilah "mengkondisikan" seorang karyawan sudah lazim terjadi. Biasanya hal itu dipicu karena sebuah perusahaan enggan memecat karyawan yang notabene memiliki kemampuan lebih itu.
Bukan rahasia umum kan, memecat seorang karyawan akan ada harga mahal yang harus dibayar.
Jadi menurut saya, sebaiknya orang-orang yang memiliki kemampuan lebih itu jangan dihalangi langkahnya. Biarkan mereka mengaktualisasikan kepintarannya. Dengan demikian kan perusahaan akan maju.
Beri ruang lebih ke mereka untuk melakukan eksperimen dan melakukan lompatan-lompatan ide. Jangan ditakuti orang-orang yang memiliki kemampuan lebih. Mereka justru menjadi kunci sukses sebuah perusahaan atau instansi.
Jika muncul ketakutan dari orang-orang semacam itu karena adanya sifat kejujuran, tetap terimalah mereka. Dan mereka yang berusaha untuk mencari keuntungan dari perusahaan, sebaiknya mundur saja.