Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Belajar dari Cara Rico Huang Bangkit dari Hinaan Orang Lain

3 Oktober 2021   21:41 Diperbarui: 3 Oktober 2021   21:59 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rico Huang (kaos hitam) potret sukses anak muda. (Foto: Pribadi)

"Dulu saya suka dihina orang karena tidak kuliah tetapi saya diam saja."

Petikan kutipan dari pengusaha muda Rico Huang di atas adalah hasil wawancara saya beberapa tahun silam. Saya masih menyimpan file wawancara itu dan baru saat ini saya bisa membuat kontennya setelah saya menjadi Kompasioner. 

Saya merasa tepat membagikan konten ini di Kompasiana, karena pada prinsipnya saya melihat jika platform blog dan publikasi online ini banyak dibaca oleh anak-anak muda yang ingin maju dan sukses. 

Well, sebelum membuat konten ini, saya menyempatkan terlebih dahulu mencari berita tambahan mengenai sosok Rico Huang. Hasilnya muncul berita terbaru mengenai Rico Huang yang sedang menjalani bisnis produk pengharum berlabel Summerspring.

Bisnis baru katakan begitu, yang sedang dilakoni Rico Huang dengan memasarkan produk pengharum tadi, tentu bukan satu-satunya bisnis yang dijalankan oleh anak muda satu ini.

Rico Huang adalah sosok anak muda yang telah berhasil menggapai kesuksesan. Padahal dulu, Dia mengaku sempat dihina oleh teman-temannya karena tidak melanjutkan kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus).

Justru dari hinaan itulah Rico mampu melecut dirinya untuk bangkit dan membuktikan kepada teman-temannya juga orang banyak, bahwa dari hal yang tak mengenakan itulah kesuksesan berawal.

"Dulu saya suka dihina orang karena tidak melanjutkan kuliah tetapi saya diam saja. Seiring waktu berjalan saya mulai menggunakan internet hingga nama saya mulai dikenal. Dari situ mereka yang sempat menghina saya jadi berubah menilai saya. Justru jadi banyak yang belajar sama saya. Saat itulah momen dimana saya menyadari bahwa apa yang sudah saya lakukan tidak sia-sia." Kata Rico mengenang.

Ungkapan tidak sia-sia, bagi Rico sepertinya dijadikan pula sebagai landasan dalam menjalankan roda usaha. Ya, walaupun di awal selalu saja ada yang gagal, Rico bukan tipe anak muda yang gampang menyerah. 

Dia menceritakan bagaimana dirinya harus terus berusaha menjadi orang sukses lewat berbagai pengalaman pahit yang pernah dilaluinya.

Dari sekian pengalaman pahit itu, Rico menceritakan salah satu yang membuatnya ingin jadi orang sukses ketika rumah orangtuanya di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ludes terbakar. Dari peristiwa itulah cikal bakal Rico bangkit. Saat itu ia masih duduk di bangku sekolah. 

"Sejak SMP sudah mulai usaha. Alasan buka usaha salah satunya karena waktu dulu rumah orangtua di Kebayoran Lama kebakaran. Kejadian itu membuat orangtua tidak bisa memberi uang jajan dan juga kesulitan untuk membiayai uang sekolah saya."

Bukan penyesalan apalagi tangisan, Rico yang sudah tak mendapat uang jajan lagi dari orangtuanya setelah rumah terbakar, kemudian mencari uang jajan sendiri. 

"Dari situ saya akhirnya cari uang jajan sendiri. Cara saya cari uang jajan waktu itu tahun berapa saya lupa, saya pernah jualan nasi uduk, bikin blog juga itu untuk jualan baju di Tanah Abang, jadi MC waktu SMA dan jualan aksesoris handphone ke temen sekolah sama ke guru-guru. Waktu itu lagi jaman Blackberry lagi musim di Indonesia." Kenangnya.

Darah bisnis yang sudah muncul sejak dulu, membuat Rico terus berusaha mencari sela dalam mendapatkan uang. Ia pun sempat berjualan mie ayam, namun hanya bisa berjalan hanya dalam hitungan hari saja.

"Lulus SMA saya jualan mie ayam. Tapi cuma 4 hari tutup dan rugi 15 juta. Saya pikir jualan mie ayam bisa saya lepas dan waktu itu pakai 1 karyawan, itu di daerah Pasar Minggu. Waktu saya lepas, saya ikut pameran ke Surabaya." Ungkapnya lagi. 

Tak ada kata penyesalan di diri Riko. Gagal berjualan mie ayam, Rico mulai menjajal peruntungan lewat usaha jualan aksesoris handphone.  

"Gagal jualan mie ayam saya lanjutin bisnis aksesoris handphone di masa SMA sampai saya kuliah. Saya jualan aksesoris handphone di Kaskus dan OLX. Dari situ orang banyak jadi reseller saya. Saya jalanin sendiri dengan modal sendiri juga. Modal itu dari angkao setiap Imlek saya kumpulin dari kecil. Kebetulan kakak saya punya toko aksesoris handphone jadi saya ambil barangnya dari kakak saya. Lama-lama kakak saranin saya ke Roxi karena dia banyak kenalan orang yang jualan aksesoris handphone. Di Roxi itu saya dapat harga murah dan saya kumpulin dulu." Sambungnya kemudian. 

Bukan hal mudah mengawali usaha dari aksesoris handphone. Di awal menggeluti usaha itu, Rico bahkan harus meninggalkan bangku kuliah lantaran anak buahnya mengkhianati kepercayaan yang telah ia berikan. 

"Saat itu saya sudah punya 2 orang karyawan tapi hasil dari penjualan aksesoris itu saya lihat tidak ada hasilnya karena karyawan menjual diam-diam dari saya. Dari situ saya memutuskan tidak meneruskan kuliah karena teman-teman kuliah saat itu hobbynya jalan terus. Saya kan orangnya gampang terpengaruh sama lingkungan. Akhirnya saya keluar kuliah dan fokus jalanin usaha di rumah dan orangtua setuju. Kebetulan orangtua backgroundnya pedagang jadi mereka terbuka sama saya." Pungkasnya. 

Setelah fokus menjalani sendiri usaha jual aksesoris handphone, Rico mengambil tantangan lebih besar. Dia mau usahanya besar dan maju, maka Rico pun meminjam uang orangtuanya sebagai modal memperbesar usaha.

"Saat saya butuh dana besar untuk fokus jalanin bisnis ini saya dibantu orangtua sebesar Rp 60 juta. Dari modal itu barulah usaha saya ini berjalan dan sudah memakai cukup banyak karyawan. Uang modal itu saya pinjam dan saya kembalikan satu bulan kemudian." Kata anak ke-3 dari 4 bersaudara itu.

Berangsur usaha aksesoris handphone itu tumbuh. Tetapi Rico terus mencari sela supaya bisnisnya makin luas. Dia kemudian memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasarannya.

"Saya kemudian menjual aksesoris itu lewat Twitter. Saya investasi akun Twitter dengan nilai sekitar Rp 50 juta. Lewat Twitter juga saya sudah ngumpulin jutaan follower yang suka trending topik atau buzer-buzer yang naikin follower instagram online shop saya. Karena saya juga punya akun Twitter, saya sering promosiin. Akhirnya banyak dengarin saya pengen jadi reseller. Jadi bisnis berkembang dari permintaan orang yang ingin jadi reseller." Ungkap pria kelahiran Jakarta, 14 November 1995.

Akhirnya setelah usaha aksesoris handphone itu besar, Rico lalu mendirikan perusahaan dengan nama PT Alona Indonesia Raya. Perusahaan itu kemudian memiliki beberapa lini bisnis seperti, Dropshipaja.com, pasukanalona.com dan laperma.co.id. 

Itu semua bisa Ia dirikan berkat kemauannya untuk belajar dan terus belajar. Kendati ilmu bisnisnya tak didapat dari bangku kuliah, Rico menggali ilmu bisnis lewat seminar ke seminar.

"Saya belajar usaha seperti ini secara otodidak. Saya suka ke seminar-seminar bisnis. Terus saya ikut pekatihan-pelatihan yang berbayar mulai dari seminar Rp 100 ribu sampai yang terakhir seminar Rp 26 juta. Pokoknya saya ikutin terus supaya saya dapat ilmu dan berteman dengan orang-orang pintar." Tambahnya lagi. 

Rupanya Rico termasuk orang yang tidak pelit dalam membagikan ilmu bisnisnya. Semua ilmu yang sudah didapatnya itu kemudian ia tuangkan ke dalam buku antara lain "Jago Jualan di Instagram" dan "Dropship Mastery". 

"Dari akun Twitter itu kemudian ada penerbit buku yang menawarkan saya untuk membuat buku tentang motivasi untuk anak muda. Buku itu akhirnya diterbitkan sama Gramedia dan jadi best seller dan banyak yang terinspirasi. Dari situ saya rajin menulis buku motivasi." Pungkas Rico.

Tak sampai disitu saja. Rico yang memang ingin berbagi ilmu kepada orang banyak kemudian mendirikan sekolah bisnis online di BSD. 

"Yang ikut itu orang-orang yang punya utang, tidak punya uang, anak-anak sekolah sampai orang kaya tapi tidak ada kerjaan." Jelasnya lagi.

Masih banyak jenis usaha yang Rico jalani seperti usaha suplemen makanan anak maupun print kaos. Usaha-usaha itu Dia peruntukan bagi banyak orang, khususnya ibu rumah tangga yang mau berjualan dari rumah sambil mengurus anak serta rumah mereka.

"Saya tidak jualan langsung ke konsumen tapi buat mereka yang mau jualan. Mereka jualan produk dari saya dari rumah." Lanjut Rico.

Kini di saat orang banyak memanfaatkan channel Youtube, Rico pun menjadi seorang Youtuber dengan mengangkat konten-konten edukasi bisnis. 

Buat Rico, semua itu tak lain hanya untuk mengubah cara orang berbisnis yang dulu dilakukan secara langsung, kini sudah seharusnya bermigrasi ke jalur online.

"Yang saya inginkan ke depan ingin merubah orang yang bisnis offline untuk jalani bisnis online. Hal ini dikarenakan banyak usaha offline yang tutup akibatnya perusahaan online besar." Tutup Rico.

(Tangerang, 03102021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun