Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Air Mata Negeri Paman Sam, Dua Dekade Lalu dan Kini

10 September 2021   23:17 Diperbarui: 11 September 2021   00:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok 11 September 2021, genap 20 tahun tragedi serangan 9/11. Selang dua dekade, ratusan ribu jiwa melayang akibat pandemi Covid-19. 

Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, besok (11 September 2021) memperingati tragedi berdarah, serangan 11 September atau serangan 9/11. Tim investigasi 911 melaporkan, bahwa sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan tersebut.

Saya tidak membahas bagaimana serangan 9/11 itu terjadi. Sebab pembahasan itu sudah banyak diungkapkan di berbagai pemberitaan di seluruh dunia.

Yang pasti, konon serangan 9/11 itu telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C, lewat cara serangan bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok militan Islam, al-Qaeda pada 11 September 2001.

Selain menewaskan 3.000 orang, serangan 9/11 yang kemudian disebut dilakukan oleh kelompok militan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden itu juga melukai sekitar 6.000 orang yang berada di empat lokasi serangan.

Adapun lokasi serangan 9/11 itu dilakukan di World Trade Center dan The Pentagon. Sementara Gedung Putih yang juga jadi sasaran, rupanya gagal terlaksana.

Serangan 11/9 memang menyontak dunia kala itu, termasuk Indonesia. Pemberitaan peristiwa berdarah di negeri Paman Sam kala itu tak akan dilupakan oleh siapa pun tentunya.

Besok, serangan 9/11 genap dua dekade. Barangkali orang-orang sudah bisa melupakan bagaimana ledakan demi ledakan terjadi kala itu hingga meruntuhkan menara kembar World Trade Center di New York City. 

Orang-orang pun mungkin sudah bisa melupakan bagaimana ribuan korban berteriak menahan kesakitan dan meregang nyawa meninggalkan keluarga dan sanak family mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun