Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi dan Jiwa-jiwa Ambiguitas

3 September 2021   08:07 Diperbarui: 3 September 2021   08:09 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka terjaga setelah tadi malam lelap dengan mimpi memahat air untuk dijadikan mesiu ketika sang fajar terbit.

Mereka mengatakan bahwa ketika jiwa ini mengalami ambiguitas, matahari datang dari barat bukan dari timur. 

Lalu mereka menyeduh kopi dengan bersendok-sendok gula dan sejumput kopi, padahal mereka pasti tahu akan seperti apa rasa kopi itu.

Manis yang terlalu manis itu baru saja mereka buat semata demi mengenyahkan pahitnya kopi.

Sambil duduk di bawah siraman cahaya matahari mereka menggigil kedinginan padahal peluh itu sudah menetes seperti air terjun. (Sang-030921)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun